Geli Sama Nasi Kotak Pelantikan Bupati Bogor Berujung Viral Kades Wiwin, Tak Ada Niat Hina
Tanggal: 25 Feb 2025 09:35 wib.
Kepala Desa (Kades) Gunung Menyang, Wiwin Komalasari, tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah videonya yang menyinggung nasi kotak dalam acara pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Bogor, Rudy Susmanto – Ade Ruhandi, viral pada Kamis (20/2/25).
Dalam video tersebut, Wiwin tampak bercanda sambil menunjukkan berkat atau nasi kotak yang ia terima. Ia mengarahkan kamera ke perempuan lain di sampingnya dan berkata:
"Assalamualaikum, ini baru kali ini saya apa? Bawa berkat. Ini bawa berkat nggak?"
Tak lama setelahnya, ia tertawa dan kembali berkata, "Geli aduh seumur-umur aduh mau lihat enggak nih bawa berkat jomet-jomet."
Sontak, video ini menimbulkan reaksi beragam dari warganet. Banyak yang menilai candaan Wiwin kurang pantas, bahkan dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap makanan yang diberikan dalam acara resmi.
Banjir Kritikan dari Warganet
Setelah video tersebut tersebar luas, banyak warganet yang menyayangkan ucapan Wiwin. Beberapa di antaranya menilai sikapnya tidak mencerminkan seorang kepala desa yang seharusnya menjadi panutan masyarakat.
"Makanan itu rezeki, tidak seharusnya dihina. Apalagi ini acara resmi, mestinya lebih menghargai," tulis salah satu komentar.
"Berkat itu tradisi, bukan sesuatu yang memalukan. Harusnya bersyukur, bukan malah diledek," kata netizen lain.
Namun, ada pula yang membela Wiwin dan menganggap pernyataannya hanya candaan yang disalahartikan.
Setelah videonya menjadi viral dan menuai banyak kritik, Wiwin Komalasari akhirnya memberikan klarifikasi melalui video yang diunggah di media sosialnya. Dalam pernyataannya, Wiwin menegaskan bahwa tidak ada maksud sedikit pun untuk mencemooh atau menghina makanan yang diberikan dalam acara pelantikan tersebut.
"Saya itu merasa geli karena senang, bukan karena menghina. Tidak ada niatan buruk sama sekali," ujar Wiwin dalam video klarifikasinya.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang merasa tersinggung dengan ucapannya. Wiwin menambahkan bahwa ke depannya, ia akan lebih berhati-hati dalam bertutur kata agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
"Saya akan lebih berhati-hati dalam berbicara, agar tidak ada lagi yang merasa tersinggung," tutupnya.
Pelajaran dari Kejadian Ini menjadi pengingat bahwa setiap perkataan dan tindakan yang diunggah di media sosial dapat dengan mudah disalahartikan dan menjadi viral. Sebagai seorang kepala desa, tentu Wiwin memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga sikap dan tutur kata, terutama di ruang publik.
Selain itu, kasus ini juga menyoroti bagaimana tradisi berkat atau nasi kotak dalam acara resmi masih menjadi bagian penting dari budaya Indonesia. Makanan yang dibagikan dalam acara formal bukan sekadar konsumsi, tetapi juga bentuk rasa syukur dan kebersamaan.
Apapun niat di balik ucapannya, kejadian ini menjadi pengingat bagi para pejabat publik untuk lebih berhati-hati dalam bersikap, terutama saat berada di depan kamera dan media sosial.
4o