Sumber foto: Google

Gas Elpiji 3 Kg di Lebak Langka, Warga Beralih ke Kayu Bakar

Tanggal: 5 Feb 2025 17:37 wib.
Kelangkaan gas elpiji (LPG) 3 kg selama dua pekan terakhir di Kabupaten Lebak, Banten, telah memicu keresahan di kalangan masyarakat. Warga setempat kesulitan mendapatkan gas bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Kejadian ini semakin memperburuk situasi ekonomi mereka, yang bergantung pada gas 3 kg sebagai bahan bakar utama untuk memasak.

Kelangkaan gas elpiji 3 kg terjadi akibat minimnya pasokan dari Pertamina, yang mengakibatkan banyak pangkalan mengalami kekosongan stok. Salah satu pangkalan yang terkena dampak adalah milik Sugianto yang berlokasi di Desa Warunggunung. Di sini, ratusan tabung gas kosong menumpuk, sementara permintaan masyarakat semakin tinggi. Sugianto mengungkapkan bahwa selama dua pekan terakhir, ia tidak dapat memenuhi permintaan konsumen yang datang setiap hari.

"Saya sudah beberapa kali menghubungi pihak Pertamina, tapi hingga sekarang belum ada pasokan baru. Tabung gas kosong terus menumpuk, sementara pelanggan terus berdatangan," ujar Sugianto dengan kesal.

Kondisi ini memaksa warga, seperti Oom Rahmah, untuk mencari alternatif lain dalam memasak. Bagi Oom, yang sudah terbiasa menggunakan gas elpiji selama bertahun-tahun, kelangkaan ini sangat mengganggu. Akibat tidak dapat menemukan gas di beberapa pangkalan, Oom pun terpaksa beralih ke kayubakar untuk memasak makanan.

“Gas sudah dua minggu ini langka, sudah coba cari ke beberapa tempat, tapi tidak ada. Saya terpaksa masak dengan kayu bakar. Rasanya memang beda, tapi mau bagaimana lagi,” kata Oom Rahmah dengan penuh keluhan.

Kelangkaan gas ini juga dirasakan oleh warga lainnya yang lebih memilih untuk menggunakan kayu bakar karena lebih mudah didapatkan. Beberapa dari mereka bahkan mengeluh tentang peningkatan biaya yang harus mereka tanggung akibat lebih banyak mengandalkan kayu bakar, yang kini harganya juga mulai merangkak naik.

Penyebab utama kelangkaan gas elpiji 3 kg ini diduga karena ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. Pihak Pertamina sendiri belum memberikan penjelasan yang memadai mengenai keterlambatan pasokan gas, meskipun masyarakat telah berulang kali mengadu kepada pihak berwenang. Sementara itu, akibat kelangkaan ini, banyak warga yang terpaksa mencari bahan bakar alternatif, yang tentunya mengganggu aktivitas sehari-hari mereka, termasuk para pedagang dan ibu rumah tangga.

Selain itu, kelangkaan gas bersubsidi ini juga memberikan dampak ekonomi yang cukup besar, terutama bagi kalangan menengah ke bawah yang sangat bergantung pada subsidi pemerintah. Banyak yang terpaksa mencari cara-cara alternatif yang lebih mahal dan tidak efisien.

Masyarakat berharap agar pihak Pertamina dan pemerintah daerah segera mengatasi permasalahan ini. Mereka mendesak agar pasokan gas elpiji 3 kg bisa kembali lancar seperti sebelumnya. Warga juga menginginkan ada penjelasan yang jelas tentang kendala yang menyebabkan kelangkaan ini agar mereka tidak semakin kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka.

Bagi mereka yang terbiasa menggunakan gas elpiji 3 kg, beralih ke bahan bakar alternatif seperti kayu bakar hanya merupakan pilihan terakhir. “Kami berharap ada solusi cepat agar kami bisa kembali menggunakan gas elpiji, seperti sebelumnya,” harap Sugianto, salah satu warga yang terdampak langsung.

Dengan harapan agar masalah kelangkaan gas segera teratasi, masyarakat di Kabupaten Lebak menanti tindakan tegas dari pemerintah dan Pertamina untuk memastikan ketersediaan pasokan gas yang cukup bagi semua pihak.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved