Sumber foto: CNBC Indonesia

Fosil Semut Neraka Tertua Ditemukan! Bukti Mengejutkan Kehidupan Serangga Zaman Dinosaurus di Brasil

Tanggal: 2 Mei 2025 15:19 wib.
Penemuan ilmiah terbaru kembali mengungkap tabir masa prasejarah yang menakjubkan. Para peneliti berhasil menemukan fosil semut tertua yang pernah diketahui dalam sejarah sains—yang dijuluki “semut neraka”. Penemuan ini tak hanya menjadi terobosan dalam bidang entomologi dan paleontologi, tetapi juga membuka jendela baru terhadap pemahaman kita tentang kehidupan serangga di era dinosaurus, sekitar 113 juta tahun yang lalu.

Yang mengejutkan, fosil langka ini ditemukan bukan di lokasi penggalian aktif, melainkan di dalam koleksi hampir terlupakan milik Museum Zoologi Universitas São Paulo di Brasil. Temuan tersebut mengindikasikan bahwa banyak rahasia masa lalu bumi yang mungkin masih tersembunyi di balik lemari arsip museum.

Fosil Tertua dari Spesies Semut Prasejarah

Fosil semut purba ini berasal dari Formasi Crato, sebuah situs geologi di timur laut Brasil yang dikenal luas karena kondisi pelestarian fosil yang luar biasa. Lokasi ini telah menjadi surga bagi para ahli paleontologi untuk menemukan fosil serangga dan tumbuhan dari zaman Kapur.

Fosil semut yang ditemukan bukanlah semut biasa. Ia merupakan bagian dari subfamili Haidomyrmecinae, kelompok semut yang telah punah dan dikenal sebagai “semut neraka”. Nama tersebut disematkan karena bentuk rahangnya yang menakutkan—panjang, melengkung seperti sabit, dan kemungkinan digunakan untuk menjepit atau menusuk mangsa dengan cara yang unik dan agresif.

Hidup Bersama Dinosaurus 113 Juta Tahun Lalu

Menurut laporan dari CNN International, semut neraka ini diperkirakan hidup sekitar 113 juta tahun lalu, menjadikannya semut tertua yang pernah ditemukan dan salah satu dari sedikit serangga yang hidup berdampingan dengan dinosaurus.

Peneliti utama Anderson Lepeco dari Museum Zoologi Universitas São Paulo menyebut bahwa ia menemukan fosil ini saat meninjau ulang koleksi fosil museum pada September 2024. Lepeco merasa terkejut dengan bentuk rahang yang sangat tidak biasa, berbeda dari kebanyakan semut neraka lain yang sebelumnya hanya ditemukan dalam bentuk fosil amber (getah pohon yang membatu).

“Saya sangat terkejut melihat tonjolan yang aneh di bagian depan kepalanya,” ujar Lepeco. Ia menambahkan bahwa kebanyakan spesimen semut neraka yang telah diketahui berasal dari amber berusia sekitar 99 juta tahun, sedangkan yang satu ini jauh lebih tua.

Terawetkan dalam Batu, Bukan Amber

Keunikan lainnya dari fosil ini adalah media pengawetannya. Jika biasanya fosil serangga ditemukan dalam amber yang transparan, fosil semut ini justru terawetkan dalam batu kapur, sesuatu yang sangat langka untuk spesimen berukuran kecil seperti serangga.

Untuk merekonstruksi bentuk asli semut tersebut, tim peneliti menggunakan pemindaian CT (Computed Tomography) beresolusi tinggi. Dengan teknologi ini, mereka bisa memvisualisasikan struktur tubuh semut neraka secara tiga dimensi tanpa merusak fosilnya. Hasilnya menunjukkan struktur rahang yang mencengangkan dan tak ditemukan pada spesies semut modern mana pun.

Bukti Awal Penyebaran Semut di Seluruh Dunia

Penemuan ini memberikan pemahaman baru bahwa semut telah berkembang dan menyebar ke berbagai belahan dunia sejak sangat awal dalam sejarah evolusi serangga. Fosil ini menjadi bukti bahwa semut telah menjelajah wilayah yang kini menjadi Brasil jauh sebelum semut dari amber Myanmar dan Prancis terbentuk.

Artinya, pada masa Kapur, semut sudah memiliki persebaran geografis yang luas. Temuan ini menantang asumsi sebelumnya bahwa semut baru berkembang setelah kepunahan massal dinosaurus.

Mengapa Disebut Semut Neraka?

Nama “semut neraka” berasal dari bentuk morfologi tubuhnya yang ekstrem. Rahangnya mirip senjata tajam, yang kemungkinan digunakan untuk memburu atau menangkap mangsa secara efisien. Bentuk kepala dan tonjolan di bagian depannya memberikan kesan mengintimidasi, membuatnya tampak seperti serangga dari dunia yang sangat berbeda.

Spesies semut neraka ini tidak memiliki keturunan langsung yang hidup saat ini. Namun, dari struktur tubuhnya, para peneliti dapat menebak bahwa ia merupakan predator kecil yang sangat efisien, mungkin memangsa serangga lain atau bahkan makhluk yang lebih besar darinya.

Signifikansi Ilmiah yang Besar

Penemuan fosil ini bukan hanya penting karena usianya, tetapi juga karena ia menambah dimensi baru dalam pemahaman kita tentang evolusi semut. Jika sebelumnya semut neraka dianggap hanya eksis di kawasan tertentu dalam rentang waktu terbatas, fosil ini membuktikan bahwa persebaran dan diversifikasi semut sudah terjadi jauh lebih awal dari yang diperkirakan.

Dalam dunia ilmiah, temuan seperti ini menjadi petunjuk bahwa mungkin masih banyak spesimen serupa yang belum ditemukan atau bahkan terlewatkan di koleksi museum-museum lain di seluruh dunia.


 

Fosil “semut neraka” tertua yang ditemukan di Brasil ini menjadi bukti nyata bahwa sejarah evolusi serangga jauh lebih kompleks dan mengagumkan daripada yang selama ini kita pahami. Hidup berdampingan dengan dinosaurus dan memiliki anatomi yang sangat tidak biasa, semut ini menegaskan bahwa bahkan makhluk kecil sekalipun menyimpan kisah besar tentang masa lalu bumi.

Dengan teknologi modern seperti pemindaian CT dan analisis morfologi lanjutan, para ilmuwan kini dapat merekonstruksi kehidupan masa lalu dengan detail luar biasa—dan siapa tahu, penemuan besar berikutnya mungkin saja tersembunyi di rak museum dekat kita.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved