Filosofi Lagom dari Swedia: Hidup Secukupnya, Merasa Cukup Bahagia
Tanggal: 24 Mei 2025 08:23 wib.
Di tengah hiruk pikuk dunia yang sering kali mendorong kita untuk mengejar lebih banyak—lebih banyak harta, lebih banyak pencapaian, lebih banyak kesibukan—hadirlah sebuah filosofi kuno dari Swedia yang menawarkan perspektif berbeda: Lagom. Diucapkan "lah-gom", kata ini secara kasar diterjemahkan menjadi "tidak terlalu banyak, tidak terlalu sedikit; secukupnya." Lebih dari sekadar pepatah, Lagom adalah panduan hidup yang merangkul keseimbangan, kesederhanaan, dan menemukan kebahagiaan dalam kecukupan.
Sejarah Singkat dan Asal Kata
Asal usul kata "Lagom" diperdebatkan, namun salah satu teori populer menghubungkannya dengan Viking. Konon, saat minum di sekitar api unggun, tanduk minum akan diedarkan, dan setiap orang diharapkan minum "lagom"—yaitu, dalam jumlah yang cukup agar ada cukup untuk semua orang di lingkaran. Terlepas dari kebenarannya, kisah ini dengan indah menggambarkan inti dari Lagom: keseimbangan dan pertimbangan terhadap orang lain.
Selama berabad-abad, Lagom telah meresap ke dalam setiap aspek budaya Swedia, memengaruhi desain, gaya hidup, cara kerja, dan bahkan interaksi sosial. Ini adalah filosofi yang mengajarkan bahwa "cukup" adalah sempurna, dan tidak perlu berlebihan dalam hal apa pun.
Manifestasi Lagom dalam Kehidupan Sehari-hari
Bagaimana Lagom terlihat dalam kehidupan nyata?
Desain dan Estetika: Desain Skandinavia yang terkenal dengan garis bersih, fungsionalitas, dan minimnya ornamen adalah cerminan langsung dari Lagom. Tidak ada yang berlebihan; setiap elemen memiliki tujuan, dan keindahan ditemukan dalam kesederhanaan.
Keberlanjutan dan Konsumsi: Lagom mendorong konsumsi yang bertanggung jawab. Ini tentang membeli hanya apa yang kita butuhkan, mengurangi pemborosan, dan memperbaiki barang daripada membuangnya. Ini adalah pendekatan mindful terhadap sumber daya, baik pribadi maupun planet.
Keseimbangan Kerja dan Hidup: Konsep Lagom juga memengaruhi etos kerja di Swedia. Ada penekanan kuat pada jam kerja yang wajar, cuti yang cukup, dan pentingnya waktu luang. Tujuannya bukan untuk bekerja sampai kelelahan, melainkan untuk menemukan keseimbangan yang memungkinkan produktivitas sekaligus kesejahteraan.
Hubungan Sosial: Dalam interaksi sosial, Lagom berarti menghindari perilaku yang terlalu mencolok atau mendominasi. Ini tentang menghargai kesetaraan, tidak membanggakan diri secara berlebihan, dan memastikan setiap orang memiliki ruang dan suara.
Mengapa Lagom Relevan di Era Modern?
Di dunia yang serba cepat dan seringkali didorong oleh budaya "lebih banyak lebih baik," filosofi Lagom menawarkan antitesis yang menenangkan. Ini adalah undangan untuk:
Mengurangi Stres: Dengan mengurangi tekanan untuk memiliki yang terbaru atau mencapai yang tertinggi, Lagom membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan.
Meningkatkan Kepuasan: Ketika kita belajar untuk merasa cukup dengan apa yang kita miliki, kita cenderung lebih bahagia dan puas dengan hidup kita.
Membangun Komunitas yang Lebih Baik: Dengan fokus pada keseimbangan dan pertimbangan, Lagom mendorong masyarakat yang lebih adil dan harmonis, di mana setiap orang memiliki bagian dan merasa dihargai.
Hidup Lebih Berkelanjutan: Dengan mendorong konsumsi yang bertanggung jawab, Lagom secara inheren adalah filosofi yang ramah lingkungan.
Lagom bukan tentang hidup dengan kekurangan atau membatasi diri secara ekstrem. Sebaliknya, ini adalah seni untuk menemukan titik manis di mana segala sesuatu berfungsi dengan baik, memberi kita kebahagiaan tanpa beban berlebihan. Ini adalah pengingat bahwa kebahagiaan sejati seringkali ditemukan bukan dalam jumlah yang berlimpah, melainkan dalam menemukan "secukupnya" yang sempurna untuk diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.