Sumber foto: iStock

Fenomena Unik "Kencing Menular" pada Simpanse: Bukti Ikatan Sosial yang Mengejutkan

Tanggal: 22 Jan 2025 10:29 wib.
Pernahkah Anda merasa ingin buang air kecil di saat yang bersamaan dengan teman? Ternyata, ini bukan kebetulan semata, melainkan sebuah fenomena sosial yang menarik. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa perilaku tersebut dikenal sebagai "buang air kecil yang menular", dan ternyata tidak hanya terjadi pada manusia, tetapi juga pada simpanse.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell Press Current Biology ini melibatkan pengamatan terhadap 20 simpanse yang tinggal di Suaka Kumamoto, Jepang. Hasilnya menunjukkan bahwa ketika seekor simpanse buang air kecil, individu lain cenderung mengikuti. Fenomena ini memicu diskusi tentang bagaimana perilaku ini dapat terkait dengan interaksi sosial dan bahkan hierarki dalam kelompok simpanse.

Kebiasaan Kencing Bersama dan Akar Evolusi
Dalam budaya manusia, kebiasaan buang air kecil bersama sering dianggap sebagai bagian dari interaksi sosial. Dalam bahasa Jepang, perilaku ini dikenal sebagai Tsureshon, dan dalam pepatah Italia, "Chi non piscia in compagnia o è un ladro o è una spia" yang berarti, siapa yang tidak kencing bersama adalah pencuri atau mata-mata.

Ena Onishi dari Universitas Kyoto menyebutkan bahwa fenomena ini bisa saja memiliki akar evolusi yang dalam. Peneliti menduga bahwa perilaku "kencing menular" pada simpanse merupakan bentuk lain dari perilaku fisiologis semi-sukarela, mirip dengan fenomena menguap menular yang sudah lebih dikenal.

Penelitian Selama 600 Jam: Data dan Temuan
Para peneliti mengamati perilaku buang air kecil simpanse selama lebih dari 600 jam, mencatat 1.328 kejadian. Analisis menunjukkan bahwa perilaku buang air kecil lebih sering terjadi bersamaan dibandingkan jika dilakukan secara acak. Faktor utama yang mempengaruhi sinkronisasi ini adalah kedekatan fisik antara simpanse yang pertama buang air kecil dengan individu lain di sekitarnya.

Peran Hierarki Sosial dalam Perilaku Kencing Menular
Yang menarik, temuan ini juga menunjukkan bahwa hierarki sosial mempengaruhi fenomena ini. Simpanse dengan peringkat sosial lebih rendah lebih cenderung mengikuti perilaku buang air kecil yang diawali oleh individu dengan peringkat lebih tinggi. Hal ini memberikan pandangan baru tentang hubungan antara perilaku fisiologis sederhana dengan struktur sosial dalam kelompok.

"Kami terkejut menemukan bahwa pola penularan ini dipengaruhi oleh peringkat sosial," kata Onishi. "Hal ini membuka kemungkinan interpretasi baru, seperti bagaimana perilaku ini mungkin mencerminkan pengaruh dominasi dalam menyelaraskan aktivitas kelompok atau memperkuat kohesi sosial."

Apakah Ini Berkaitan dengan Hubungan Sosial?
Peneliti awalnya menduga bahwa seperti menguap menular, perilaku buang air kecil bersama akan lebih kuat terjadi di antara individu dengan hubungan sosial dekat. Namun, hasil penelitian tidak menunjukkan bukti semacam itu. Sebaliknya, hierarki sosial tampak memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan hubungan emosional.

"Temuan ini menunjukkan bahwa perilaku yang tampaknya sederhana ini memiliki fungsi sosial yang belum terungkap sepenuhnya," jelas Shinya Yamamoto dari Universitas Kyoto.

Implikasi Sosial dan Masa Depan Penelitian
Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana perilaku sederhana seperti buang air kecil dapat membantu menjaga kohesi kelompok, memfasilitasi koordinasi, atau bahkan memperkuat hubungan sosial dalam kelompok simpanse. Temuan ini juga membuka peluang untuk penelitian lanjutan, termasuk eksplorasi apakah fenomena serupa terjadi pada spesies lain di luar simpanse.

Studi ini tidak hanya menarik untuk memahami perilaku simpanse tetapi juga memberikan perspektif baru tentang bagaimana perilaku manusia mungkin dipengaruhi oleh evolusi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved