Fenomena Supermoon, Sejumlah Tempat di Jakarta Utara Kena Banjir Rob
Tanggal: 18 Nov 2024 15:28 wib.
Fenomena supermoon kembali menciptakan masalah bagi sejumlah wilayah di Jakarta Utara, terutama pada Minggu, 17 November 2024 pagi. Banjir rob akibat fenomena ini telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi sejumlah lokasi di wilayah ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, melalui Isnawa Adji, memberikan penjelasan bahwa banjir rob tersebut disebabkan oleh fenomena pasang maksimum air laut yang terjadi bersamaan dengan fase bulan baru.
Menurut penuturan Isnawa Adji, beberapa lokasi yang terdampak banjir rob tersebut antara lain snawa mengatakan, sebanyak tiga RT di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, terkena banjir rob tersebut. Kemudian, dua RT lainnya yang terdampak adalah di Kelurahan Marunda Kecamatan Cilincing dengan ketinggian banjir sekitar 10 centimeter. Banjir rob ini menyebabkan sejumlah wilayah di Jakarta Utara tergenang air, mengakibatkan kemacetan lalu lintas, gangguan transportasi, serta dampak negatif lainnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi terdampak.
Fenomena supermoon, yang secara sederhana dapat diartikan sebagai kondisi bulan purnama yang berada dalam jarak terdekat dengan Bumi, telah menjadi momok bagi sejumlah daerah pesisir di berbagai bagian dunia. Dalam hal ini, Jakarta Utara menjadi salah satu daerah yang terkena dampaknya. Kombinasi antara kondisi pasang maksimum air laut dan fase bulan baru saat supermoon telah menjadi pemicu banjir rob yang meresahkan.
Banjir rob bukanlah hal baru bagi warga Jakarta, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah pesisir seperti Jakarta Utara. Namun, fenomena supermoon kali ini memberikan dampak yang lebih signifikan dibandingkan dengan kondisi biasa. Selain itu, banjir rob juga menunjukkan betapa rawannya wilayah pesisir terhadap perubahan lingkungan, terutama dalam hal kenaikan permukaan air laut akibat berbagai faktor termasuk fenomena alamiah seperti supermoon.
Sebagai upaya mitigasi, pemerintah setempat perlu meningkatkan sistem peringatan dini serta kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya banjir rob akibat fenomena supermoon di masa yang akan datang. Selain itu, langkah-langkah adaptasi juga perlu ditingkatkan, misalnya dengan upaya penataan wilayah yang lebih baik, pembangunan tanggul laut yang memadai, serta langkah-langkah konservasi lingkungan yang lebih serius.
Masyarakat juga perlu lebih aware terhadap fenomena alam seperti supermoon dan dampaknya, sehingga upaya-upaya preventif dapat dilakukan secara lebih baik. Penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana juga menjadi hal yang sangat penting dalam konteks ini.
Tentunya, fenomena supermoon dan banjir rob di Jakarta Utara menjadi peringatan bagi kita semua akan urgensi perlindungan lingkungan dan penanganan bencana alam. Semoga kejadian ini dapat menjadi momentum bagi semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk bersama-sama menjaga wilayah pesisir dari dampak-dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh fenomena alam seperti supermoon.