Sumber foto: iStock

Fenomena Langka Cold Moon di Akhir 2024, Ini Penjelasannya

Tanggal: 18 Des 2024 08:08 wib.
Dekat akhir tahun, langit malam menjadi saksi kehadiran bulan purnama yang dikenal sebagai ‘Cold Moon’. Fenomena ini terkait dengan kemunculan bulan purnama di musim dingin di beberapa wilayah. Cold Moon atau Bulan Beku merupakan istilah yang mengacu pada embun beku yang terbentuk selama musim dingin mendekat. Fenomena ini menarik perhatian banyak orang karena keberadaannya yang jarang terjadi.

Menurut penjelasan dari NASA, nama Cold Moon diberikan oleh Maine Farmers Almanac pada era 1930-an. Pada akhirnya, nama tersebut menjadi dikenal dan digunakan secara lebih luas, tidak hanya di Amerika Serikat tetapi juga di wilayah lainnya. Almanac menjelaskan bahwa bulan purnama ini terjadi pada malam yang panjang dan dingin. Kemunculan bulan purnama ini pada musim dingin mendekat menjadi momentum yang menarik bagi para pengamat langit.

NASA juga menjelaskan tentang orbit Bulan yang hampir mencerminkan orbit Bumi ketika mengelilingi Matahari. Saat lintasan Matahari lebih rendah, maka Bulan Purnama yang berada di posisi berlawanan akan berada pada titik tertingginya. Dengan penjelasan ini, fenomena langka Cold Moon semakin terasa berarti dan menakjubkan.

Cold Moon pada tahun ini telah terjadi pada 15 Desember 2024, khususnya di wilayah Alaska. Fenomena ini menjadi perhatian karena jarang terjadi, mengundang beragam spekulasi dan minat dalam pengamatan astronomi. Di beberapa wilayah lain, Cold Moon juga dikenal dengan sebutan lain. Di Eropa, bulan purnama disebut sebagai Yule yang merujuk pada festival titik balik Matahari di musim dingin selama tiga hari dalam tradisi Eropa pra Kristen. Selain itu, di beberapa budaya kuno, bulan purnama ini juga dikenal sebagai Oak Moon yang terkait dengan tradisi druid kuno dalam memanen mistletoe dari pohon oak.

Menurut laporan dari Forbes, kemunculan Cold Moon seringkali disertai dengan penampakan bintang Capella di Auriga dan Betelgeuse di Orion. Selain itu, juga tampak diapit oleh Jupiter. Kombinasi ini menjadikan fenomena Cold Moon semakin memukau bagi para pengamat langit.

Bulan purnama ini terbit dan terbenam di bagian utara. Keberadaannya yang jarang membuat banyak pengamat cukup terkejut dengan fenomena tersebut. NASA juga mencatat bahwa kejadian serupa baru akan bisa diamati kembali pada Desember 2043 mendatang.

Cold Moon pada tahun ini juga tercatat sebagai bulan purnama yang terbit paling tinggi pada 2024. Posisi tersebut membuat Bulan terlihat lebih lama dibandingkan Bulan Purnama lain. Fenomena ini menjadi topik menarik bagi para peneliti dan pengamat astronomi yang ingin mempelajari lebih dalam tentang pergerakan Bulan dan dampaknya terhadap kehidupan diBumi.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved