Emas di Bumi Ternyata Bisa Melapisi Planet: Seberapa Banyak Sebenarnya Cadangan Emas Kita?
Tanggal: 28 Jun 2025 09:25 wib.
Emas telah lama menjadi simbol kekayaan, keindahan, dan kekuasaan. Sebagai salah satu logam mulia paling berharga di dunia, emas tidak hanya dijadikan perhiasan, tetapi juga berperan penting dalam sistem keuangan global. Nilai emas bahkan kerap dijadikan acuan dalam kebijakan moneter, penopang stabilitas mata uang, hingga alat transaksi antarnegara.
Namun, pertanyaan yang kerap muncul adalah: seberapa banyak emas yang ada di Bumi ini? Jawaban atas rasa penasaran tersebut bisa dimulai dari menghitung berapa banyak emas yang telah berhasil ditambang oleh manusia selama ribuan tahun.
Berapa Banyak Emas yang Sudah Ditambang?
Menurut laporan dari Live Science yang mengutip Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), manusia telah menambang sekitar 206.000 ton (setara 187.000 metrik ton) emas dari kerak bumi dan sungai. Sebagian besar emas ini digunakan untuk perhiasan.
Namun, data dari World Gold Council (WGC) sedikit berbeda. Lembaga ini memperkirakan bahwa total emas yang telah diekstraksi sejak zaman kuno hingga saat ini mencapai sekitar 238.391 ton (216.265 metrik ton). Jika seluruh emas itu dikumpulkan dalam satu tempat, volume totalnya akan membentuk kubus emas raksasa dengan panjang sisi sekitar 22 meter.
Distribusinya pun menarik: sekitar 45% digunakan untuk perhiasan, 22% dalam bentuk emas batangan dan koin yang disimpan sebagai investasi, serta 17% disimpan oleh bank-bank sentral di seluruh dunia.
Masih Ada Emas Tersisa di Perut Bumi
Walau sebagian besar emas bernilai ekonomi sudah ditambang, masih ada cadangan tersisa yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Menurut laporan terbaru dari USGS, sekitar 70.550 ton (64.000 metrik ton) emas masih berada di bawah tanah dan bisa diekstraksi secara ekonomis.
Negara dengan cadangan emas terbesar yang belum tergali antara lain Rusia, Australia, dan Afrika Selatan. Sementara itu, China dinobatkan sebagai produsen emas terbesar pada tahun 2024.
World Gold Council sendiri mencatat bahwa total cadangan emas dunia saat ini mencapai 60.370 ton (54.770 metrik ton), dengan estimasi total sumber daya emas mencapai 145.626 ton (132.110 metrik ton). Bila digabungkan, total emas yang diketahui keberadaannya (baik yang sudah ditambang maupun yang belum) berkisar antara 277.000 hingga 299.000 ton (251.000 hingga 271.000 metrik ton).
Namun, angka tersebut masih menyisakan ketidakpastian, karena adanya margin kesalahan dalam perhitungan dan estimasi.
Emas di Kerak Bumi: Lebih Banyak dari yang Kita Kira?
Kita mungkin mengira bahwa sebagian besar emas ada di tambang, namun kenyataannya justru sebaliknya. Menurut Universitas California, Berkeley, emas tersebar dalam jumlah kecil di hampir seluruh kerak bumi. Kandungan emas di kerak bumi diperkirakan sekitar 0,004 gram per metrik ton—jumlah yang sangat kecil tetapi bila dikumpulkan dari seluruh kerak bumi, beratnya bisa mencapai 441 juta ton (400 juta metrik ton)!
Akan tetapi, sebagian besar emas ini tidak berada dalam bentuk yang bisa ditambang secara ekonomis. Ia tersebar dalam partikel-partikel mikro di batuan beku, air laut, dan mineral lainnya, sehingga tidak bisa diambil tanpa teknologi yang sangat mahal dan belum efisien secara ekonomi.
Inti Bumi: Gudang Emas Raksasa yang Tak Terjangkau
Namun fakta paling mengejutkan datang dari dunia geologi: 99% emas yang ada di planet ini ternyata tersimpan di inti bumi. Menurut para ilmuwan, ketika bumi terbentuk, sebagian besar logam berat seperti emas tenggelam ke inti karena massa jenisnya yang tinggi.
Chris Voisey, seorang ahli geologi dari Universitas Monash, Australia, menjelaskan bahwa saat Bumi masih dalam kondisi cair, logam-logam seperti emas dengan cepat tenggelam menuju inti karena memiliki kepadatan tinggi. Hal ini terjadi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, sebelum Bumi mendingin dan membentuk kerak padat.
Sementara itu, sebagian kecil emas yang masih bisa ditemukan di kerak bumi berasal dari periode "Late Heavy Bombardment", yakni saat Bumi dibombardir meteor antara 4,1 hingga 3,8 miliar tahun yang lalu. Meteorit yang menghantam permukaan bumi membawa unsur logam berat, termasuk emas, yang kemudian menjadi endapan bijih yang kini kita gali.
Voisey menambahkan bahwa logam mulia yang bisa ditambang saat ini—termasuk emas—sebagian besar adalah hasil dari tabrakan benda langit tersebut. Karena logam-logam ini tidak ikut tenggelam ke inti (kerak bumi sudah padat saat kedatangannya), maka ia bertahan di permukaan dan menjadi sumber daya mineral saat ini.
Emas di Bumi, Banyak Tapi Sulit Dijangkau
Secara keseluruhan, jumlah emas di Bumi sangat besar, tetapi sebagian besar tersembunyi di lokasi yang tidak terjangkau. Emas yang berhasil kita tambang dan gunakan selama ini hanyalah sebagian kecil dari total emas yang ada di planet ini.
Sementara sebagian kecil emas tersebar dalam kerak bumi, sebagian besar justru tersimpan dalam inti bumi dan mustahil untuk diekstraksi. Artinya, meskipun angka produksi emas terus bertambah, emas tetap akan menjadi sumber daya yang langka dan bernilai tinggi—baik sebagai aset investasi maupun sebagai penopang ekonomi dunia.