Sumber foto: Google

Duduk Perkara Gedung SLB di Bandung Dibongkar untuk Sekolah Rakyat

Tanggal: 19 Mei 2025 10:19 wib.
Viral di media sosial, video yang menunjukkan murid dan orangtua dari Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Pajajaran Bandung memohon kepada Presiden Prabowo Subianto agar sekolah mereka tidak dibongkar, menarik perhatian publik. Dalam video tersebut, para orangtua dan siswa menyampaikan harapan dan kekhawatiran mereka terkait rencana penggantian gedung SLB dengan Sekolah Rakyat. Program Sekolah Rakyat adalah inisiatif pemerintah yang bertujuan menyediakan pendidikan bagi anak-anak kurang mampu dalam format sekolah berasrama.

Situasi ini menjadi semakin kompleks karena Sekolah Luar Biasa memiliki peran penting dalam pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus. Para ahli pendidikan berargumen bahwa membongkar gedung SLBN A Pajajaran untuk digantikan oleh Sekolah Rakyat dapat berdampak buruk bagi pendidikan dan perkembangan anak-anak tersebut. Dalam video yang menyebar luas, terlihat para murid dengan wajah penuh harapan, berdoa dan meminta agar suara mereka didengar. Mereka berharap agar pendidikan yang selama ini mereka terima tidak terganggu oleh perubahan kebijakan yang dapat merugikan mereka.

Sekolah Rakyat sendiri merupakan program yang dicanangkan untuk meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak kurang mampu di Indonesia. Namun, penggantian gedung SLBN A Pajajaran dengan sekolah ini menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan masyarakat. Banyak yang mempertanyakan relevansi dan efisiensi program Sekolah Rakyat, terutama ketika dihadapkan pada kebutuhan mendasar anak-anak berkebutuhan khusus.

Sementara itu, pemerintah mengklaim bahwa Sekolah Rakyat akan memberikan pendidikan yang lebih baik dan terjangkau bagi anak-anak yang tidak mampu. Namun, langkah tersebut menunjukkan kurangnya perhatian terhadap sekolah-sekolah yang sudah ada dan karakteristik unik yang dimiliki oleh SLB. Pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus memerlukan pendekatan spesifik yang tidak dapat disamakan dengan pendidikan umum, apalagi dalam format berasrama seperti yang ditawarkan Sekolah Rakyat.

Kekhawatiran parents dan murid SLBN A Pajajaran bukanlah tanpa alasan. Mereka merasa bahwa keputusan untuk membongkar gedung mereka tidak mempertimbangkan kebutuhan khusus siswa. Ketidakpastian masa depan pendidikan mereka semakin diperburuk dengan adanya isu penggantian ini. Dalam video yang viral, terlihat emosi mendalam yang terpancar dari wajah para murid dan orang tua, menunjukkan betapa pentingnya sekolah tersebut bagi kehidupan mereka.

Menanggapi situasi ini, kelompok advokasi pendidikan mulai bersuara. Mereka meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kembali langkah tersebut dan melakukan dialog terbuka dengan para stakeholder, termasuk orangtua murid, guru, dan ahli pendidikan. Memastikan hak pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus harus menjadi prioritas utama. Mereka percaya bahwa kebijakan publik harus inklusif dan menghormati keberadaan institusi pendidikan yang sudah mapan.

Komunikasi publik yang transparan pun menjadi sangat penting dalam situasi ini. Sebagai langkah awal, banyak yang mendorong agar ada mediasi antara perwakilan sekolah, orangtua, dan instansi pemerintah terkait. Dengan cara ini, diharapkan keputusan yang diambil benar-benar mencerminkan aspirasi semua pihak, terutama para siswa yang menjadi peserta didik.

Hingga saat ini, situasi di SLBN A Pajajaran tetap dalam perhatian masyarakat luas. Video viral yang menunjukkan emosi mendalam murid dan orangtua tersebut membangkitkan simpati dan solidaritas dari berbagai kalangan. Harapan akan pemulihan pendidikan dan perlindungan bagi para siswa berkebutuhan khusus terus bergema di media sosial dan forum-forum publik. Penanganan isu ini tentu akan memengaruhi banyak orang, baik di dalam maupun luar lingkup pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved