DPR Tegaskan Pelemahan Rupiah Tak Ada Kaitan dengan Penggeledahan BI
Tanggal: 21 Des 2024 10:32 wib.
Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun menegaskan bahwa pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) tidak dipengaruhi oleh penggeledahan kantor Bank Indonesia yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut Misbakhun, pelemahan tersebut murni disebabkan oleh kebijakan fiskal dan moneter AS.
Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) selalu menjadi perhatian utama bagi pemerintah Indonesia dan pelaku pasar keuangan. Namun, ketegangan muncul ketika sejumlah pihak mencoba mengkait-kaitkan pelemahan Rupiah dengan penggeledahan yang dilakukan oleh KPK di kantor Bank Indonesia.
Dalam mengklarifikasi isu tersebut, Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun menyatakan bahwa pelemahan Rupiah tidak ada kaitannya dengan penggeledahan BI oleh KPK. Misbakhun menegaskan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pelemahan Rupiah adalah kebijakan fiskal dan moneter yang diambil oleh pemerintah AS.
Menurut Misbakhun, kebijakan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah AS, seperti pemangkasan pajak dan peningkatan belanja publik, telah mendorong pertumbuhan ekonomi AS. Akibatnya, arus modal yang semula berada di negara berkembang, termasuk Indonesia, beralih ke AS untuk diinvestasikan. Hal ini secara langsung mempengaruhi pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS.
Selain itu, kebijakan moneter The Federal Reserve (Bank Sentral AS) yang menerapkan program pengurangan stimulus atau tapering juga turut berdampak terhadap pelemahan Rupiah. Dampak dari kebijakan tersebut adalah meningkatnya suku bunga dan pengurangan likuiditas di pasar keuangan internasional, sehingga membuat investasi di negara berkembang menjadi kurang menarik.
Dalam konteks ini, Misbakhun menekankan bahwa upaya stabilisasi Rupiah memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan regulator pasar keuangan. Perlu adanya langkah-langkah yang tegas untuk menjaga nilai tukar Rupiah agar tetap stabil dan tidak terjerumus dalam tren pelemahan yang dapat berdampak negatif bagi perekonomian Indonesia.
Sementara itu, penggeledahan yang dilakukan oleh KPK di kantor Bank Indonesia merupakan bagian dari upaya pemberantasan korupsi dalam sektor keuangan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberantas praktik korupsi di lingkungan lembaga keuangan, yang diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang sehat dan transparan.
Dengan demikian, sebagai negara yang terbuka dengan arus modal asing, Indonesia perlu menjaga kepercayaan investor dengan memberikan kepastian terhadap stabilitas nilai tukar Rupiah. Pemerintah dan regulator pasar keuangan perlu bekerja sama dalam menyusun kebijakan yang terukur dan responsif terhadap dinamika pasar global.
Dalam kesimpulannya, pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS tidak berkaitan dengan penggeledahan kantor Bank Indonesia oleh KPK. Faktor utama yang mempengaruhi pelemahan Rupiah adalah kebijakan fiskal dan moneter AS. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah tegas dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah agar tidak terjerumus dalam tren pelemahan yang berpotensi merugikan perekonomian Indonesia.