Diminta Mundur Oleh Israel, Pasukan UNIFIL Tetap di Posisinya
Tanggal: 18 Okt 2024 18:16 wib.
Meski ada seruan mundur dari PM Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (14/10/2024), Bahkan meski sudah ada lima pasukan UNIFIL yang terluka akibat serangan Israel di tengah pertempuran Israel dengan Hizbullah, Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) akan tetap berada di posisinya.
Situasi di kawasan Timur Tengah kembali memanas setelah keputusan PM Israel Benjamin Netanyahu yang menyerukan pasukan UNIFIL untuk mundur dari wilayah perbatasan Israel dengan Lebanon. Seruan ini muncul sebagai respons terhadap ambisi Hizbullah yang semakin agresif. Namun, Pasukan Penjaga Perdamaian PBB melalui pernyataan resminya menyatakan bahwa mereka tetap akan menjalankan mandatnya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
Pertempuran antara pasukan Israel dan Hizbullah dalam beberapa pekan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya konflik di kawasan tersebut. Pasukan UNIFIL sendiri telah terlibat dalam kontak senjata dengan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik tersebut, bahkan lima anggota pasukan perdamaian telah terluka akibat serangan Israel. Meski demikian, komandan pasukan UNIFIL, Diungkapkan Kepala Pasukan UNIFIL Jean-Pierre Lacroix yang tetap menegaskan pasukannya tetap berada di posisinya.
"Keputusan telah dibuat bahwa UNIFIL saat ini akan tetap di semua posisinya meskipun ada seruan yang dibuat oleh Pasukan Pertahanan Israel untuk mengosongkan posisi-posisi yang berada di sekitar Garis Biru," kata Jean-Pierre Lacroix.
Pasukan UNIFIL didirikan pada tahun 1978 setelah Resolusi 425 Dewan Keamanan PBB guna memastikan penarikan pasukan Israel dari Lebanon. Selama ini, mereka telah berperan sebagai penjaga perdamaian di wilayah perbatasan antara Israel dan Lebanon. Meskipun sering kali menghadapi tekanan dan risiko, pasukan UNIFIL telah memainkan peran yang penting dalam menjaga stabilitas kawasan tersebut.
Biasanya, resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB tentang UNIFIL diperbaharui setiap enam bulan sekali. Meskipun sering kali muncul desakan untuk menarik pasukan penjaga perdamaian tersebut, namun keterlibatan mereka tetap dianggap penting untuk mencegah eskalasi konflik di wilayah tersebut.
Meski demikian, seruan mundur dari pihak Israel menunjukkan bahwa situasi di kawasan perbatasan masih sangat rentan terhadap eskalasi konflik. Kedua belah pihak sepertinya masih belum menemukan jalan keluar yang memuaskan dalam konflik yang telah berlangsung puluhan tahun tersebut. Ketegangan di kawasan perbatasan Israel-Lebanon juga menjadi sorotan internasional, terutama karena potensi dampaknya terhadap stabilitas di kawasan Timur Tengah yang sudah labil.
Pasukan UNIFIL dalam situasi seperti ini menjadi semacam penghalang untuk mencegah eskalasi konflik yang lebih luas. Meskipun berada dalam tekanan dan risiko yang besar, mereka tetap bertekad menjalankan mandat perdamaian PBB di kawasan tersebut. Keputusan mereka untuk tetap bertahan di posisi mereka saat ini tentu menjadi bagian dari upaya mendukung perdamaian dan stabilitas di wilayah perbatasan Israel-Lebanon yang menjadi tanggung jawab mereka.
Ke depannya, upaya diplomasi dan mediasi internasional tampaknya akan semakin diperlukan guna mencari solusi jangka panjang atas konflik yang berkembang di kawasan tersebut. Namun, saat ini fokus terutama adalah bagaimana menjaga stabilitas dan mencegah eskalasi konflik yang lebih luas, dan Pasukan UNIFIL tetap menjadi bagian penting dalam upaya tersebut.
Dengan situasi yang terus berubah di kawasan Timur Tengah, keberadaan Pasukan UNIFIL di wilayah perbatasan Israel-Lebanon menjadi semakin krusial untuk mencegah konflik menjadi semakin meluas. Meskipun berbagai tekanan dan risiko menghadang, keberadaan mereka tetap menjadi faktor kunci dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah yang begitu rentan terhadap konflik tersebut.