Demi Tambah Followers, TikTokers Malaysia Membuat Konten Hoaks Hilang di Hutan Bandung
Tanggal: 8 Feb 2025 17:03 wib.
Tampang.com | Dua konten kreator asal Malaysia, Ammar Nazhan dan Aras Bin Abdullah, baru-baru ini membuat geger dunia maya dengan menyebarkan kabar bohong yang menyebutkan bahwa seorang TikToker bernama Eyka hilang di hutan Embah Garut, Bandung. Tindakan mereka ini diduga hanya untuk menaikkan jumlah followers di akun media sosial mereka, yang belakangan diketahui sebagai settingan belaka.
Konten Hoaks yang Menggegerkan
Berawal dari video yang diposting Ammar dan Aras di TikTok, keduanya mengklaim bahwa Eyka, seorang TikToker asal Indonesia, hilang saat melakukan perjalanan ke hutan Embah Garut, Bandung. Video itu dengan cepat viral dan menarik perhatian banyak pengguna TikTok yang merasa cemas dengan kabar tersebut. Tak hanya itu, mereka juga memanfaatkan kesedihan dan keresahan para pengikutnya untuk meraih lebih banyak perhatian.
Namun, setelah dilaksanakan pemeriksaan oleh pihak kepolisian, terutama Kapolsek Panyileukan Kompol Kurnia, diketahui bahwa kabar hilangnya Eyka tersebut adalah hoaks yang sengaja dibuat untuk tujuan pribadi—yakni menambah followers di platform media sosial.
Penyelidikan Kepolisian
Setelah kabar tentang hilangnya Eyka tersebar, pihak kepolisian langsung melakukan investigasi terkait video tersebut. Kompol Kurnia memastikan bahwa informasi yang beredar hanyalah rekayasa belaka. "Setelah melakukan pemeriksaan terhadap Ammar dan Aras, kami menemukan bahwa mereka sengaja membuat cerita ini untuk tujuan pribadi," ungkap Kapolsek Panyileukan.
Polisi menyebut bahwa baik Ammar maupun Aras mengakui bahwa mereka telah menyusun skenario tersebut untuk menarik perhatian dan meningkatkan jumlah pengikut mereka di media sosial. Mereka menyebutkan bahwa kejadian tersebut sepenuhnya diatur, termasuk peran Eyka yang sebenarnya tidak hilang sama sekali.
Kreator Konten yang Mengabaikan Etika
Tindakan Ammar dan Aras ini menunjukkan betapa besar dampak media sosial terhadap perilaku sebagian orang dalam mencari popularitas. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak kreator konten yang rela melakukan berbagai hal ekstrem untuk mendapatkan perhatian, seperti menyebarkan informasi palsu atau mengadakan tantangan-tantangan berbahaya yang meresahkan masyarakat.
Meskipun mereka berhasil menarik perhatian banyak orang, tindakan ini juga membuktikan betapa bahayanya penyebaran informasi hoaks di dunia maya. Tidak hanya menciptakan keresahan publik, namun juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap konten-konten yang beredar.
Tindak Lanjut dan Pesan untuk Publik
Pihak kepolisian memberikan peringatan keras kepada para kreator media sosial untuk tidak menyebarkan informasi palsu yang dapat merugikan banyak pihak. Polisi juga menyebutkan bahwa meskipun niat awalnya mungkin hanya untuk menarik perhatian, namun penyebaran hoaks bisa berakhir dengan konsekuensi hukum yang serius.
Dalam kasus ini, kedua TikTokers tersebut tidak hanya merugikan diri mereka sendiri, tetapi juga menciptakan ketidakpercayaan publik terhadap platform media sosial yang seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik untuk berbagi informasi yang bermanfaat.
Tindakan yang dilakukan oleh Ammar Nazhan dan Aras Bin Abdullah menyoroti sisi gelap dari dunia media sosial yang sering kali mengejar popularitas tanpa mempertimbangkan etika dan tanggung jawab sosial. Meskipun mereka mungkin berhasil menambah jumlah followers, mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, karena konten hoaks bukan hanya merugikan individu yang terlibat, tetapi juga dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap media sosial secara keseluruhan.