Sumber foto: Google

Demi Setetes Air Bersih, Warga Nawi Harus Keluar Masuk Hutan

Tanggal: 6 Sep 2024 15:07 wib.
Tampang.com | Krisis air bersih yang melanda Kabupaten Ngawi, Jawa Timur semakin parah dialami warga di Desa Gunungsari, Kecamatan Kasreman. Mereka terpaksa keluar masuk hutan untuk mencari sumber air yang tersisa. Air yang berhasil mereka kumpulkan hanya cukup untuk keperluan dasar.

Desa Gunungsari terletak di lereng Gunung Lawu, sebuah daerah yang seharusnya kaya akan sumber air. Namun, akibat perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, sumber air di desa tersebut semakin menyusut. Para warga desa, terutama para ibu rumah tangga, harus rela berjalan kaki berjam-jam sambil membawa jerigen kosong untuk mencari air di dalam hutan yang semakin gersang.

Mereka harus menembus hutan belantara untuk mencari sumber mata air yang masih mengalir. Kegiatan ini bukanlah tugas yang mudah, apalagi bagi anak-anak dan lansia. Mereka harus berjuang melawan berbagai rintangan, mulai dari medan yang sulit, cuaca panas yang menyengat, hingga kemungkinan bertemu dengan binatang buas.

Saat mereka berhasil menemukan sumber air, air yang mereka kumpulkan harus diangkut kembali dengan susah payah. Jerigen air yang mereka bawa tentu saja tidak sebanding dengan kebutuhan air sehari-hari. Sebagian warga bahkan terpaksa menunda mandi agar air yang mereka miliki cukup untuk keperluan minum dan memasak.

Kondisi tersebut semakin memperburuk kesehatan warga Desa Gunungsari. Terbatasnya akses terhadap air bersih meningkatkan risiko penyakit kulit, infeksi mata, dan masalah pencernaan. Anak-anak pun menjadi rentan terhadap dehidrasi dan penyakit yang disebabkan oleh kebersihan yang kurang.

Pemerintah setempat telah mencoba membantu dengan mengirimkan mobil tangki air ke desa-desa yang terkena dampak krisis air bersih. Namun demikian, ketersediaan air bersih masih jauh dari mencukupi kebutuhan warga. Upaya konservasi air dan pengelolaan sumber daya air yang lebih baik perlu segera dilakukan agar kondisi ini tidak semakin memburuk.

Selain itu, masyarakat perlu diberikan edukasi mengenai pengelolaan air yang lebih bijaksana. Penggunaan air harus diprioritaskan untuk keperluan yang benar-benar penting, seperti minum, memasak, dan mandi. Kebiasaan yang boros dalam penggunaan air perlu diubah menjadi kebiasaan yang lebih hemat.

Krisis air bersih yang melanda Desa Gunungsari merupakan cerminan dari masalah yang lebih besar, yaitu keterbatasan sumber daya air yang semakin mengkhawatirkan. Untuk itu, perlu adanya tindakan nyata baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk menjaga keberlangsungan sumber air, bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang. Kita tidak boleh tinggal diam saat satu demi satu tetes air bersih menguap dan menghilang di tengah hutan yang perlahan mati.

Krisis air bersih merupakan peringatan bagi kita semua akan pentingnya menjaga lingkungan serta sumber daya alam. Kita harus belajar dari kisah pahit yang dialami oleh warga Desa Gunungsari. Masa depan air bersih tak hanya bergantung pada alam, tapi juga pada kesadaran dan tindakan kita sebagai manusia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved