Bukan Hanya Untuk Macron, Stairlift di Borobudur Diharap Permudah Ibadah Masyarakat
Tanggal: 30 Mei 2025 21:43 wib.
Stairlift di Candi Borobudur diharapkan menjadi sarana berkelanjutan yang dipasang jangka panjang baik untuk wisatawan maupun biksu. Pembangunan mesin tangga angkut ini tak lepas dari capaian inovasi berorientasi pada aksesibilitas yang lebih baik bagi semua kalangan. Meskipun kehadiran stairlift tersebut dikaitkan dengan rencana kunjungan Presiden Perancis, Emmanuel Macron, pada 29 Mei 2025, tujuan sebenarnya jauh lebih besar dan berarti.
Candi Borobudur adalah salah satu situs warisan dunia yang paling terkenal di Indonesia. Sebagai tempat yang sering dikunjungi oleh wisatawan dalam dan luar negeri, tentu saja kebutuhan akan aksesibilitas menjadi hal yang sangat penting. Saat ini, banyak orang dengan keterbatasan fisik atau mereka yang berusia lanjut menghadapi kesulitan saat menjelajahi struktur bersejarah ini. Dengan adanya stairlift, diharapkan akses menuju kawasan yang tinggi menjadi lebih mudah bagi semua orang, termasuk untuk biksu yang menjalankan ibadah di candi tersebut.
Pengadaan stairlift ini mendapatkan dukungan positif dari berbagai pihak. Baik masyarakat local maupun pecinta sejarah mendukung upaya ini sebagai langkah penting untuk mendorong inklusivitas dalam pariwisata. Salah satu alasan utama adalah untuk memastikan semua orang, tanpa terkecuali, dapat menikmati keindahan dan makna spiritual dari Candi Borobudur. Hal ini juga sesuai dengan komitmen pemerintah dalam menyediakan fasilitas yang ramah bagi pengunjung dan peziarah.
Sebagian orang mungkin beranggapan bahwa proyek ini dilaksanakan semata-mata untuk menyambut kedatangan Presiden Emmanuel Macron. Namun, narasi ini seharusnya diubah. Stairlift di Candi Borobudur bukanlah proyek kosmetik yang hanya hadir menjelang acara tertentu. Sebaliknya, ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk meningkatkan pengalaman pengunjung dan mengedepankan prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan destinasi wisata. Dengan demikian, stairlift akan memberikan manfaat yang proaktif dalam memenuhi kebutuhan aksesibilitas.
Tidak hanya bagi pengunjung, keberadaan stairlift ini juga diharapkan dapat mendukung biksu yang aktif dalam menjalani aktivitas keagamaan mereka. Candi Borobudur, sebagai tempat ibadah, memerlukan sarana yang memungkinkan para biksu untuk melaksanakan tugas dan ibadah mereka tanpa hambatan fisik. Konsep yang integratif ini menunjukkan bahwa kebutuhan spiritual sejalan dengan kemajuan teknologi.
Dalam pengoperasiannya, stairlift diharapkan akan dirancang dengan mempertimbangkan estetik serta keawetan agar tidak merusak keindahan dan nilai sejarah Candi Borobudur. Proyek ini diangkat sebagai salah satu upaya pelestarian warisan budaya yang melibatkan teknologi modern sekaligus mempertahankan nilai-nilai lokal. Dengan demikian, keberadaan stairlift bisa menjadi simbol kemajuan, di tengah pelestarian warisan budaya yang tak ternilai ini.
Akhirnya, pemasangan stairlift bukan hanya untuk menyambut tamu-tamu penting, tetapi adalah langkah strategis lebih luas untuk menjadikan Candi Borobudur sebagai tempat yang ramah akses bagi semua kalangan. Ini menunjukkan komitmen yang kuat dari semua pihak untuk menjaga dan merawat kebudayaan, sembari menjadikan akses ke tempat-tempat bersejarah sebagai hak bagi setiap individu. Dengan keberadaan stairlift, harapan akan sebuah pengalaman spiritual dan wisata yang inklusif semakin dekat untuk diwujudkan bagi semua orang.