Sumber foto: Google

Banjir dan Longsor Landa Papua Barat, 19 Warga Hilang

Tanggal: 22 Mei 2025 10:10 wib.
Bencana alam banjir dan longsor yang melanda Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, telah menimbulkan dampak yang sangat serius bagi masyarakat setempat. Menurut informasi resmi yang disampaikan oleh Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Manokwari, Yefri Sabaruddin, bencana tersebut terjadi pada Rabu, 16 Mei 2025, sekitar pukul 21.00 WIT. Dalam insiden tragis ini, 19 warga dilaporkan hilang dan saat ini Basarnas Manokwari tengah melakukan upaya pencarian yang intensif.

Banjir bandang dan tanah longsor di Distrik Catubouw diduga disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi dalam periode waktu yang cukup lama. Akibatnya, aliran sungai yang sudah tidak mampu menampung volume air yang sangat besar menyebabkan terjadinya banjir. Di samping itu, keruntuhan tanah di berbagai titik juga menjadi faktor yang memperburuk situasi, menimbulkan longsoran yang bisa menimpa pemukiman dan jalur transportasi.

Kepala Basarnas Manokwari, Yefri Sabaruddin, menjelaskan bahwa tim pencari yang dikerahkan terdiri dari berbagai unsur, termasuk aparat kepolisian, TNI, dan relawan setempat. Upaya pencarian dilakukan dengan memanfaatkan peralatan modern untuk mendeteksi keberadaan warga yang hilang. Meskipun demikian, kondisi lapangan yang sulit serta curah hujan yang masih berlangsung membuat proses pencarian menjadi tantangan tersendiri.

"Kami semua berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan 19 warga yang hilang," kata Yefri dalam pernyataannya. Ia menambahkan bahwa Basarnas Manokwari sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk memberikan bantuan bagi para korban yang terdampak. Hal ini termasuk penyediaan tempat evakuasi, makanan, dan kebutuhan darurat lainnya bagi masyarakat di Distrik Catubouw dan sekitarnya.

Bencana alam banjir dan longsor ini tidak hanya menyebabkan hilangnya nyawa, tetapi juga menghancurkan rumah-rumah, infrastruktur, dan lahan pertanian yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat. Sejumlah warga yang selamat terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman karena khawatir akan terjadinya bencana susulan. Dalam situasi tersebut, keterlibatan berbagai pihak menjadi penting untuk mempercepat upaya evakuasi dan memberikan dukungan psikologis kepada para korban.

Respon cepat yang dilakukan oleh basarnas dan instansi terkait mengindikasikan adanya sinergi yang baik antar lembaga dalam menangani bencana alam di Papua Barat. Selain pencarian korban, penanganan lanjutan seperti pemulihan infrastruktur dan program rehabilitasi juga perlu segera direncanakan untuk memastikan kehidupan masyarakat setempat dapat pulih sesegera mungkin dari dampak bencana ini.

Melihat data dan laporan yang ada, longsor dan banjir seakan menjadi bencana tahunan di wilayah Papua Barat, khususnya di daerah pegunungan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih holistik dalam pengelolaan risiko bencana, yang tidak hanya mengandalkan respons cepat saat terjadi bencana, tetapi juga mitigasi sebelum bencana terjadi. Upaya ini bisa melibatkan program edukasi bagi masyarakat mengenai cara menghadapi bencana dan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan aspek risiko lingkungan.

Sementara itu, masyarakat di daerah bencana juga diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Isu terkait kebencanaan harus menjadi perhatian bersama, terutama di wilayah-wilayah yang rawan mengalami bencana seperti di Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. Dengan berbagai pendekatan dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi non-pemerintah, harapannya ke depan dampak bencana seperti ini dapat diminimalisir.

Tindakan cepat Basarnas dan kedekatan dengan masyarakat memberikan harapan untuk menemukan korban yang hilang dan memulihkan kehidupan masyarakat yang terdampak bencana. Kehilangan nyawa dan kerusakan yang ditimbulkan dalam bencana ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya kesadaran dan persiapan menghadapi bencana. Setiap individu dan keluarga diharapkan bisa berperan serta dalam membangun ketahanan bencana di lingkungan mereka masing-masing, agar saat bencana alam kembali terjadi, dampaknya tidak seburuk yang kita saksikan hari ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved