Sumber foto: Google

Bahasa Belitung Terancam Punah! Andrea Hirata Tak Tinggal Diam

Tanggal: 20 Jun 2025 22:53 wib.
Sepeda tua itu bukan sekadar kenangan ayahnya. Di tangan Andrea Hirata, penulis terkenal Indonesia yang dikenal luas berkat novel fenomenalnya "Laskar Pelangi", sepeda tersebut menjelma menjadi kendaraan untuk menyelamatkan bahasa Belitung yang nyaris hilang. Bahasa daerah yang kaya akan budaya dan nilai-nilai lokal ini kini terancam punah akibat modernisasi dan pengaruh global.

Andrea Hirata, yang lahir dan dibesarkan di Belitung, memiliki kedekatan emosional yang mendalam dengan bahasa daerahnya. Dengan sepeda tua yang sudah berkarat dan penuh cerita, ia berkeliling kampung, mengetuk pintu-pintu sekolah demi satu tujuan mulia: menghidupkan kembali bahasa Belitung. Melalui ketekunan dan ketulusan, ia ingin membangkitkan kesadaran generasi muda akan pentingnya mempertahankan warisan budaya ini.

Bahasa Belitung, seperti banyak bahasa daerah lainnya di Indonesia, menghadapi tantangan signifikan. Di tengah derasnya arus informasi dan perkembangan teknologi, banyak generasi muda yang lebih nyaman menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa internasional seperti Inggris dalam kesehariannya. Bahasa Belitung sering kali ditertawakan atau dianggap sebagai bahasa yang tidak penting. Hal ini membuat keberadaannya semakin terpinggirkan.

Tapi, Andrea Hirata tak tergoyahkan. Ia percaya bahwa bahasa adalah identitas. Melalui pendidikannya dan kegiatan komunitas, ia berupaya menanamkan rasa bangga akan bahasa dan budaya Belitung di hati para generasi muda. Salah satu langkah konkret yang diambilnya adalah berkunjung ke sekolah sebagai pengajar tamu. Dengan semangat yang membara, ia bercerita tentang keindahan dan kekayaan bahasa ibunya, berharap para siswa merasakan hal yang sama.

Giatnya Andrea Hirata dalam mempromosikan bahasa Belitung juga mencakup penulisan buku-buku serta materi ajar yang memuat kosakata bahasa daerah. Artwork dan cerita rakyat juga menjadi bagian penting dalam pelestarian bahasa ini. Dengan cara ini, ia berharap bahasa Belitung dapat dihayati dan dilestarikan bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya lokal kepada dunia luar.

Misi mulia Andrea ini juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari komunitas lokal, pemerhati budaya, hingga pemerintah daerah. Banyak yang menyadari bahwa pelestarian bahasa daerah sama pentingnya dengan melestarikan warisan budaya lainnya. Kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan program-program yang efektif dalam mengedukasi dan menyebarluaskan bahasa Belitung.

Walaupun jalan yang ditempuhnya tidak mudah, Andrea Hirata tetap optimis. Setiap inisiatif dan usaha kecil yang ia lakukan dianggap sebagai langkah besar menuju pelestarian bahasa Belitung. Dalam perjalanan sepeda tuanya, ia mengumpulkan cerita-cerita dan pengalaman dari masyarakat setempat yang membuatnya semakin yakin akan arti penting dari misi ini.

Dalam dunia yang semakin terhubung, di mana budaya dan bahasa asing masuk dengan mudah, berdiri di garis depan untuk mempertahankan kekayaan lokal seperti bahasa Belitung adalah tugas yang sangat mulia. Andrea Hirata, dengan sepeda tuanya, telah menunjukkan bahwa tak ada yang terlalu kecil untuk dilakukan demi menjaga identitas dan kebudayaan suatu daerah. Dengan langkah-langkah sederhana namun penuh makna, ia berupaya menjadikan bahasa Belitung sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sumber daya manusia yang kaya akan pengetahuan dan budaya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved