Aturan Penutupan Jalur Pendakian Gunung Semeru Diperpanjang
Tanggal: 6 Feb 2025 14:08 wib.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) kembali memperpanjang penutupan jalur pendakian Gunung Semeru hingga waktu yang belum ditentukan. Keputusan ini diambil sebagai tindak lanjut atas imbauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi sepanjang Februari 2025.
Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, menegaskan bahwa keselamatan pendaki menjadi prioritas utama dalam kebijakan ini. Menurutnya, kondisi cuaca yang tidak menentu dapat menimbulkan risiko besar bagi para pendaki, seperti longsor, banjir lahar dingin, serta angin kencang di jalur menuju puncak Mahameru.
"Keputusan ini diambil berdasarkan prediksi cuaca dari BMKG yang memperingatkan adanya hujan deras dan angin kencang di wilayah Gunung Semeru. Kami tidak ingin mengambil risiko terhadap keselamatan para pendaki," kata Rudijanta dalam keterangannya, Rabu (5/2/2025).
Sebelumnya, jalur pendakian Semeru telah ditutup sejak akhir 2024 karena alasan serupa. Penutupan semula dijadwalkan berlangsung hingga 8 Februari 2025, namun kini diperpanjang tanpa batas waktu yang pasti.
BMKG melaporkan bahwa wilayah Jawa Timur, termasuk kawasan Gunung Semeru, masih berpotensi mengalami cuaca ekstrem yang ditandai dengan curah hujan tinggi dan angin kencang.
Beberapa risiko utama yang menjadi pertimbangan dalam perpanjangan penutupan pendakian meliputi:
Banjir lahar dingin akibat tingginya curah hujan yang membawa material vulkanik dari puncak gunung.
Longsor di jalur pendakian, terutama di kawasan yang rawan erosi.
Kabut tebal dan angin kencang yang dapat membahayakan navigasi pendaki.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, pihak TNBTS menegaskan bahwa jalur pendakian hanya akan dibuka kembali jika kondisi cuaca sudah benar-benar aman.
Penutupan jalur pendakian ini tentu berdampak pada banyak pihak, terutama pelaku usaha wisata, pemandu pendakian, serta porter yang menggantungkan mata pencahariannya dari aktivitas pendakian.
Namun, sejumlah pihak mendukung keputusan ini demi keselamatan bersama. Para pendaki juga diimbau untuk tidak nekat menerobos jalur yang ditutup, karena dapat berisiko tinggi terhadap keselamatan mereka.
"Kami memahami dampaknya bagi sektor wisata, tapi keselamatan manusia adalah hal utama. Kami berharap semua pihak bersabar sampai jalur kembali dinyatakan aman," ujar Rudijanta.
Bagi wisatawan yang tetap ingin menikmati keindahan alam di sekitar kawasan TNBTS, ada beberapa alternatif destinasi yang bisa dikunjungi, seperti:
Ranu Kumbolo, danau cantik yang tetap bisa diakses melalui jalur Ranu Pane.
Bukit Penanjakan, yang menawarkan panorama matahari terbit dengan latar Gunung Bromo dan Semeru.
Air Terjun Coban Sewu, yang terkenal dengan keindahan aliran airnya yang menyerupai tirai raksasa.
Penutupan jalur pendakian Gunung Semeru kembali diperpanjang tanpa batas waktu yang pasti karena potensi cuaca ekstrem di Februari 2025. Keputusan ini diambil untuk melindungi keselamatan para pendaki dari risiko banjir lahar dingin, longsor, dan angin kencang.
Meski berdampak pada sektor wisata, pihak TNBTS meminta seluruh pendaki untuk bersabar dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Jalur pendakian hanya akan dibuka kembali jika kondisi sudah benar-benar aman.