Asosiasi Pengemudi Ojol Gelar Aksi Unjuk Rasa 20 Mei, Akan Matikan Aplikasi Serentak
Tanggal: 19 Mei 2025 11:50 wib.
Garda Indonesia selaku asosiasi pengemudi ojek online (ojol) berencana untuk menggelar aksi unjuk rasa akbar pada 20 Mei 2025 di Jakarta. Unjuk rasa bertajuk "Aksi Akbar 205" ini merupakan gabungan dari pengemudi ojol roda 2 dan roda 4. Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, mengatakan bahwa aksi ini dilakukan sebagai respons terhadap pelanggaran peraturan regulasi Kepmenhub KP No. 1001 tahun 2022 mengenai potongan biaya aplikasi yang seharusnya hanya 20%. Sayangnya, banyak perusahaan aplikator besar yang melanggar peraturan ini dengan memungut biaya hingga 50%.
Aksi ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat dan pemerintah untuk memperhatikan nasib para pengemudi ojol yang terjebak dalam sistem tarif yang tidak adil. Raden Igun Wicaksono menambahkan bahwa kondisi ini tidak hanya merugikan pengemudi, tetapi juga mempengaruhi kualitas pelayanan yang diterima oleh konsumen. Dalam beberapa tahun terakhir, pengemudi ojol mengeluhkan penurunan pendapatan akibat meningkatnya potongan biaya yang dikenakan oleh perusahaan aplikator.
Dalam persiapannya, Garda Indonesia telah mengorganisir berbagai elemen pengemudi dari berbagai daerah. Mereka mengajak seluruh anggota untuk berpartisipasi dalam aksi ini untuk menyuarakan aspirasi dan hak-hak mereka. Igun juga menekankan pentingnya solidaritas di antara sesama pengemudi untuk memperjuangkan keadilan. "Kami berharap unjuk rasa ini dapat menjadi momentum bagi perubahan yang lebih baik dalam industri ojek online," ujarnya.
Salah satu tuntutan utama dalam aksi ini adalah penegakan regulasi yang lebih ketat terhadap perusahaan aplikator. Mereka meminta agar pemerintah melakukan pengawasan yang lebih efektif terhadap praktik bisnis yang merugikan para pengemudi. Dalam pandangan Garda Indonesia, regulasi yang ada sudah sangat jelas, namun implementasinya masih banyak diabaikan oleh perusahaan-perusahaan besar.
Garda Indonesia juga telah menyiapkan berbagai bentuk aksi kreatif yang akan dilaksanakan selama unjuk rasa. Apabila tuntutan mereka tidak dipenuhi, Igun menegaskan bahwa Garda akan melakukan aksi offbid, yaitu mematikan aplikasi secara serentak. Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pungutan yang tidak adil serta untuk menunjukkan kekuatan kolektif para pengemudi ojol. "Kami tidak ingin terus-menerus dijadikan objek keuntungan oleh perusahaan-perusahaan raksasa yang tidak memperhatikan kesejahteraan para pengemudi," katanya.
Melalui "Aksi Akbar 205", Garda Indonesia berharap dapat menarik perhatian media dan masyarakat luas mengenai masalah yang tengah dihadapi oleh para pengemudi ojol. Mereka ingin menegaskan bahwa pengemudi bukanlah sekadar alat untuk menghasilkan keuntungan, tetapi juga manusia yang memiliki hak dan kebutuhan yang harus diperhatikan. Penegasan hak-hak ini menjadi semakin penting mengingat banyaknya pengemudi yang menggantungkan hidupnya dari profesi ini.
Dari hasil wawancara dengan beberapa pengemudi, terlihat bahwa banyak dari mereka merasa tertekan dengan perubahan tarif yang seringkali tidak sejalan dengan harapan mereka. Beberapa pengemudi bahkan mengaku terpaksa mencari pekerjaan tambahan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya aksi yang diadakan oleh Garda Indonesia untuk mendorong perubahan yang lebih baik.
Raden Igun Wicaksono selaku Ketua Umum Garda Indonesia juga mengungkapkan bahwa unjuk rasa ini bukan hanya untuk kepentingan pengemudi, tetapi juga untuk meningkatkan keuntungan bagi konsumen. Dengan regulasi yang ditegakkan dengan baik, diharapkan para pengemudi dapat memberikan layanan yang lebih baik, yang pada gilirannya akan meningkatkan kepuasan konsumen. "Kami ingin semua pihak mendapatkan win-win solution," tambah Igun.
Persiapan untuk aksi unjuk rasa ini telah dilakukan dengan sangat matang. Garda Indonesia berencana untuk memberikan edukasi kepada para pengemudi mengenai cara yang aman dan efektif dalam menyampaikan aspirasi mereka di depan publik. Mereka juga berusaha menggalang dukungan dari organisasi masyarakat dan kelompok lain yang peduli terhadap nasib pekerja informal seperti ijazah ojek online.
Mengantisipasi kemungkinan adanya kontra aksi, Garda Indonesia juga telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menjamin keamanan selama unjuk rasa berlangsung. Raden Igun Wicaksono menekankan bahwa aksi ini harus berlangsung secara damai dan tertib agar pesan yang mereka sampaikan dapat diterima dengan baik oleh semua pihak. "Kami ingin menunjukkan bahwa kami adalah pekerja yang terorganisir dan berdemokrasi," tutup Igun.
Dengan beragamnya elemen yang terlibat dalam unjuk rasa ini, Garda Indonesia yakin bahwa "Aksi Akbar 205" akan mampu menjadi sorotan yang lebih besar dalam memperjuangkan hak-hak pengemudi ojol di Indonesia. Maka, hari tanggal 20 Mei 2025 nanti dipastikan akan menjadi momentum penting dalam sejarah perjuangan para pengemudi ojol di tanah air.