Asal Usul Kata 'Oke': Sejarah Panjang di Balik Kata yang Mendunia
Tanggal: 23 Feb 2025 14:55 wib.
Kata "OKE" sangat lazim digunakan di berbagai belahan dunia dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kata ini sering digunakan sebagai kata kerja, kata sifat, atau bahkan kata benda. Biasanya, "OKE" dipakai untuk menunjukkan persetujuan, penerimaan, kebenaran, atau sebagai bentuk ungkapan bahwa tidak ada sesuatu yang salah dalam suatu situasi. Namun, belum banyak orang yang mengetahui bahwa kata tersebut sebenarnya memiliki sejarah panjang dan merupakan singkatan dari sebuah frasa tertentu.
Asal-usul Kata "OKE"
Awalnya, berbagai pendapat muncul mengenai asal-usul kata "OKE". Beberapa teori menyebut bahwa kata ini berasal dari bahasa suku Indian, yaitu "Okeh", yang memiliki arti serupa dengan "baik" atau "setuju". Teori lain berpendapat bahwa "OKE" berasal dari merek biskuit di Amerika Serikat bernama "Orrin Kendall" yang populer pada masanya. Namun, teori-teori ini masih diperdebatkan dan belum memiliki bukti kuat yang dapat diterima secara luas.
Pada dekade 1960-an, seorang ahli bahasa bernama Allen Walker Read melakukan penelitian mendalam untuk menelusuri asal-usul kata "OKE". Dalam studinya yang berjudul The First Stage in the History of "O.K" (1963), Read menemukan bahwa kata ini pertama kali muncul dalam surat kabar Boston Post pada tanggal 23 Maret 1839. Redaktur surat kabar tersebut, Charles Gordon Greene, menggunakan kata "OKE" dalam judul beritanya untuk mengikuti tren singkatan yang populer di Amerika Serikat pada era 1830-an. Kala itu, masyarakat Amerika gemar menggunakan singkatan-singkatan dalam percakapan mereka, seperti "RTBS" (Remains to be Seen) dan "OMG" (Oh My God).
Charles Gordon Greene kemudian menciptakan singkatan baru, yaitu "O.K.", yang berasal dari frasa "oll korrect", sebuah versi ejaan yang sengaja diubah dari "all correct". Meskipun ejaan tersebut tidak sesuai dengan tata bahasa Inggris standar, penggunaan "O.K." menjadi populer karena penggunaannya yang praktis dan mudah diucapkan.
Penyebaran dan Popularitas "OKE"
Setelah dipopulerkan oleh Boston Post, penggunaan kata "O.K." semakin meluas di Amerika Serikat. Istilah ini kemudian digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari percakapan sehari-hari hingga dokumen resmi. Bahkan, pada masa kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 1840, kandidat Martin Van Buren menggunakan slogan "O.K." sebagai bagian dari kampanyenya. Van Buren, yang berasal dari kota Kinderhook di New York, sering dijuluki "Old Kinderhook", yang kemudian disingkat menjadi "O.K.". Hal ini semakin memperkuat popularitas istilah tersebut di kalangan masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, kata "O.K." mulai meresap ke dalam berbagai bahasa di dunia. Kepraktisan dan kemudahan dalam pengucapannya membuat kata ini dengan cepat diadaptasi oleh berbagai budaya. Bahkan, dalam komunikasi modern, "O.K." sering digunakan dalam percakapan tertulis, baik dalam pesan singkat, email, maupun media sosial. Selain itu, simbol "OK" dengan jari tangan yang membentuk lingkaran juga menjadi gestur universal yang dikenal di banyak negara.
"OKE" dalam Bahasa Indonesia
Dalam bahasa Indonesia, "O.K." mengalami perubahan ejaan menjadi "OKE". Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan "OKE" sebagai "kata untuk menyatakan setuju". Sama seperti di negara-negara lain, "OKE" digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai bentuk konfirmasi persetujuan, penerimaan, atau untuk menyatakan bahwa sesuatu tidak memiliki masalah. Kata ini sangat fleksibel dan dapat digunakan dalam berbagai situasi, baik dalam komunikasi formal maupun informal.
Misalnya, dalam percakapan sehari-hari:
"Besok kita ketemu jam 10, ya?"
"Oke!"
Atau dalam komunikasi tertulis seperti pesan singkat:
"Tolong kirim dokumen itu segera."
"Oke, akan saya kirim sekarang."
"OKE" dalam Budaya Populer
Popularitas kata "OKE" tidak hanya terbatas pada komunikasi lisan dan tulisan, tetapi juga merambah ke berbagai aspek budaya populer. Misalnya, dalam dunia musik, banyak lagu yang menggunakan kata "OKE" dalam liriknya. Selain itu, dalam industri periklanan dan hiburan, "OKE" sering digunakan sebagai slogan untuk menunjukkan kesan positif dan persetujuan terhadap suatu produk atau layanan.
Di era digital, "OKE" juga sering digunakan dalam bentuk emoji atau simbol dalam aplikasi chatting dan media sosial. Penggunaannya yang luas menunjukkan bahwa kata ini telah menjadi bagian dari bahasa global yang sulit dipisahkan dari komunikasi modern.
Meskipun sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang tidak menyadari bahwa kata "OKE" memiliki sejarah panjang yang berawal dari Amerika Serikat pada abad ke-19. Dari singkatan "oll korrect" yang dipopulerkan oleh Boston Post, kata ini berkembang menjadi istilah global yang digunakan dalam berbagai bahasa dan budaya. Di Indonesia, "OKE" telah diadopsi sebagai kata yang digunakan untuk menyatakan persetujuan dan telah menjadi bagian dari kosakata umum masyarakat.
Fleksibilitas dan kemudahan dalam penggunaannya membuat "OKE" tetap relevan hingga saat ini. Baik dalam komunikasi langsung maupun digital, kata ini terus digunakan sebagai cara sederhana namun efektif untuk menyatakan persetujuan dan memastikan kelancaran interaksi sosial. Dengan sejarahnya yang menarik dan penggunaannya yang luas, "OKE" membuktikan bahwa sebuah kata dapat berkembang dari tren sesaat menjadi bagian penting dari komunikasi global.