Sumber foto: iStock

Asal Usul Kata 'Kepo' yang Jarang Diketahui Orang: Ternyata Bukan Bahasa Indonesia!

Tanggal: 19 Apr 2025 19:20 wib.
Kamu pasti sudah tidak asing dengan kata “kepo”, kan? Istilah ini sering banget kita dengar, apalagi di media sosial atau percakapan sehari-hari. Biasanya digunakan untuk menyindir seseorang yang terlalu ingin tahu soal urusan orang lain. Tapi, pernah nggak sih kamu penasaran, dari mana sebenarnya asal kata “kepo”? Apakah itu benar-benar kata asli Bahasa Indonesia?

Menariknya, meskipun kata “kepo” sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia, ternyata masih banyak yang belum tahu bahwa istilah ini sebenarnya merupakan serapan dari bahasa asing. Bahkan, 'kepo' sebenarnya adalah singkatan, dan bukan berasal dari Bahasa Indonesia sama sekali. Yuk, kita bedah lebih dalam asal-usul dan fakta unik tentang kata yang satu ini!


'Kepo' Sudah Diakui dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Seiring dengan makin populernya istilah ini, kata "kepo" kini telah resmi masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut definisi dalam KBBI, kepo berarti rasa ingin tahu yang berlebihan terhadap kepentingan atau urusan orang lain. Kata ini umumnya digunakan dalam konteks negatif untuk menggambarkan perilaku yang terlalu mencampuri urusan pribadi seseorang, bahkan ketika tidak diminta.

Bisa dibilang, “kepo” adalah bentuk keingintahuan yang kelewat batas dan sering dianggap mengganggu atau tidak sopan, terutama ketika menyasar hal-hal yang seharusnya bersifat pribadi. Tapi meskipun cenderung memiliki konotasi negatif, istilah ini tetap eksis dan jadi bagian dari keseharian masyarakat modern.


Bukan Bahasa Indonesia, Tapi Singkatan Bahasa Inggris

Fakta menarik lainnya yang mungkin belum kamu tahu: kata “kepo” ternyata merupakan singkatan dari bahasa Inggris, lho! Kata ini merupakan kependekan dari “Knowing Every Particular Object”, yang secara harfiah berarti “mengetahui setiap hal secara detail”. Cukup menggambarkan, ya? Karena orang yang kepo memang biasanya ingin tahu segala sesuatu secara rinci, bahkan hal yang sebenarnya tidak penting atau bukan urusannya.

Meski bentuk aslinya merupakan singkatan dalam Bahasa Inggris, penggunaan dan pelafalannya sudah sangat membumi di Indonesia, hingga terkesan seperti kata asli bahasa kita sendiri.


Berakar dari Bahasa Hokkien, Digunakan di Beberapa Negara Asia

Kalau kamu pikir ‘kepo’ hanya populer di Indonesia, ternyata kamu salah! Menurut catatan dari Wiktionary, asal mula kata ini justru berasal dari Bahasa Hokkien, salah satu dialek Tionghoa yang cukup umum digunakan di beberapa negara Asia Tenggara. Dalam bahasa ini, istilah serupa digunakan untuk menggambarkan seseorang yang punya rasa ingin tahu besar atau suka mencampuri urusan orang lain.

Nah, menariknya lagi, istilah ini tidak hanya dipakai di Indonesia. Di Singapura dan Malaysia, kata ini juga sering digunakan, namun dengan ejaan dan pelafalan yang sedikit berbeda, yakni “kaypoh”. Meskipun begitu, maknanya tetap sama – merujuk pada seseorang yang terlalu ingin tahu terhadap kehidupan orang lain, bahkan yang bersifat pribadi.


'Kepo' dalam Budaya Populer: Antara Sindiran dan Lucu-lucuan

Di era digital dan media sosial seperti sekarang, kata “kepo” makin sering muncul dalam berbagai konten hiburan, meme, atau percakapan ringan. Bahkan, terkadang istilah ini digunakan dengan nada bercanda untuk menyebut teman yang terlalu penasaran dengan gosip terbaru, isi chat orang lain, atau bahkan kehidupan percintaan seseorang.

Namun, penting juga untuk memahami konteksnya. Kalau berlebihan, sikap kepo bisa jadi bentuk pelanggaran privasi dan bikin orang lain nggak nyaman. Apalagi jika sudah menyentuh hal-hal yang sensitif atau personal. Jadi, ada baiknya untuk tetap menjaga batas dan tahu kapan harus berhenti bertanya.


Kenapa Orang Bisa Jadi Kepo?

Sebenarnya, rasa ingin tahu adalah hal yang sangat manusiawi. Kita semua punya dorongan alami untuk mencari tahu dan memahami apa yang terjadi di sekitar kita. Tapi ketika rasa penasaran itu diarahkan ke urusan pribadi orang lain tanpa izin atau kepentingan yang jelas, di situlah “kepo” menjadi perilaku yang kurang bijak.

Beberapa alasan kenapa orang bisa jadi kepo antara lain:



Merasa kurang hiburan atau informasi, sehingga menjadikan kehidupan orang lain sebagai “konten”.


Kurang percaya diri, sehingga lebih fokus pada kehidupan orang lain ketimbang mengembangkan diri sendiri.


Rasa iri atau kompetisi sosial yang mendorong seseorang untuk terus membandingkan hidupnya dengan orang lain.




Kata Gaul yang Masuk Resmi: Bukti Dinamisnya Bahasa

Masuknya kata “kepo” ke dalam KBBI menandakan bahwa bahasa bersifat dinamis dan terus berkembang sesuai dengan budaya serta kebiasaan masyarakat. Banyak istilah gaul yang dulunya hanya digunakan secara informal, kini telah mendapat tempat resmi dalam kamus bahasa kita.

Hal ini menjadi bukti bahwa bahasa adalah cerminan zaman. Seiring perkembangan zaman, kata-kata baru akan terus muncul dan digunakan dalam konteks sosial, termasuk yang berasal dari budaya asing seperti “kepo”.


Lebih dari Sekadar Kata Gaul, ‘Kepo’ Punya Sejarah Panjang

Jadi, meskipun kata “kepo” sering digunakan dalam obrolan sehari-hari dan terkesan sederhana, ternyata istilah ini punya sejarah yang cukup panjang dan lintas budaya. Berasal dari Bahasa Hokkien, diadaptasi dalam Singlish, dan akhirnya populer di Indonesia, "kepo" telah melewati perjalanan linguistik yang menarik.

Kini, sebagai bagian dari Bahasa Indonesia yang diakui resmi, kepo bukan hanya cerminan dari gaya bahasa anak muda, tetapi juga menunjukkan bagaimana budaya dan komunikasi berkembang seiring waktu. Tapi ingat, jadi penasaran boleh – asal tetap tahu batas!
Copyright © Tampang.com
All rights reserved