Anaknya Meninggal, Seorang Ayah Nekat Demo Sendirian di Depan RSUD Karawang
Tanggal: 10 Mei 2025 06:35 wib.
Tampang.com | Seorang ayah di Karawang membuat aksi nekat dengan menggelar aksi unjuk rasa seorang diri di depan RSUD Karawang pada Senin, 5 Mei 2025. Aksi tersebut dilatarbelakangi oleh kejadian tragis yang menimpa keluarganya, di mana anak pertamanya meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit tersebut. Dalam unjuk rasa yang mengundang perhatian banyak orang ini, sang ayah mengungkapkan kekecewaannya terhadap pihak rumah sakit dan tenaga kesehatan yang dinilai lalai dalam menangani istrinya saat melahirkan.
Di tengah teriknya matahari, sang ayah terlihat berdiri tegar sambil memegang poster berisi tulisan yang menyampaikan kekecewaannya. "Kami butuh keadilan. Anak kami tidak seharusnya meninggal demikian," tulisnya dalam poster tersebut. Dalam wawancara singkat, ia menjelaskan bahwa saat itu istrinya dirawat di RSUD Karawang untuk melahirkan, tetapi kondisi pelayanan yang didapat selama proses persalinan sangat mengecewakan. Menurutnya, tenaga kesehatan yang seharusnya memberikan perawatan terbaik justru tampak kurang responsif dan tidak memadai.
Kejadian tersebut menjadi perhatian masyarakat sekitar dan para pengguna jalan yang melintas. Banyak yang menghentikan aktivitas mereka sejenak untuk menyaksikan aksi unjuk rasa yang jarang terjadi ini. Semangat dan kekecewaan sang ayah tampak begitu kuat, seolah-olah ia berjuang tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk anaknya yang telah pergi, serta bagi semua orang tua yang mungkin mengalami hal serupa.
Dalam penjelasannya, ayah tersebut menjelaskan bahwa meskipun ia telah berusaha untuk meminta penjelasan dari pihak rumah sakit dan tenaga kesehatan, semua pertanyaan dan keluhannya seolah ditanggapi dengan acuh tak acuh. "Kami hanya ingin tahu di mana letak kesalahan dan mengapa hal ini bisa terjadi. Kami ingin pertanggungjawaban dari pihak RSUD Karawang," tambahnya dengan nada penuh harap.
Sebagai akibat dari tragedi ini, ia merasa perlu untuk menyuarakan ketidakpuasan dan mendapatkan keadilan. Ia mengaku tidak ada tempat lain yang bisa diharapkan untuk mendengarkan suaranya selain berdiri di depan rumah sakit yang menjadi ciri khas tempat penyelamatan nyawa. Aksi ini mencerminkan betapa besar rasa sakit yang dirasakannya setelah kehilangan buah hati yang sangat dicintainya.
Selama aksi unjuk rasa tersebut berlangsung, anggota masyarakat memberikan dukungan moral. Beberapa orang terlihat terharu melihat perjuangan sang ayah yang tak kenal lelah, meski hanya sendiri. Situasi ini memicu diskusi di kalangan warga mengenai pentingnya kualitas pelayanan kesehatan dan perlunya langkah-langkah perbaikan di institusi kesehatan publik.
Di luar dampak emosional yang dirasakannya, sang ayah berharap aksi yang dilakukannya tidak sia-sia. Ia ingin pihak RSUD Karawang lebih berhati-hati dalam melayani pasien dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. “Kami tidak ingin ini terjadi pada orang lain. Kesehatan dan keselamatan ibu serta bayi harus menjadi prioritas,” ujarnya dengan penuh harapan.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan pada Senin, 5 Mei 2025, ini menggambarkan ketidakpuasan warga terhadap pelayanan kesehatan publik di Karawang, dan menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa di balik setiap tindakan, ada tanggung jawab yang harus diemban dengan serius.