Sumber foto: iStock

Aksi Heroik Nelayan Indonesia di Korea Selatan: Menyelamatkan Puluhan Lansia dari Kobaran Api

Tanggal: 22 Apr 2025 09:10 wib.
Pada malam yang mencekam tanggal 25 Maret 2025, sebuah kebakaran hutan hebat melanda desa Chuksan-myeon di Kabupaten Yeongdeok, Provinsi Gyeongsangbuk-do, Korea Selatan. Di tengah kepanikan dan kobaran api yang mengancam, tiga nelayan asal Indonesia—Sugianto, Leo Dipiyo, dan Vicky Septa Eka Saputra—menunjukkan keberanian luar biasa dengan menyelamatkan puluhan warga lanjut usia dari bahaya maut.

Sugianto, seorang nelayan berusia 31 tahun yang telah tinggal di Korea Selatan selama delapan tahun, menjadi sorotan utama atas aksinya yang heroik. Saat api mulai menjalar ke desa sekitar pukul 23.00 waktu setempat, Sugianto bersama kepala komunitas nelayan, Yoo Myung-shin, dan kepala desa, Kim Pil-kyung, segera berinisiatif untuk membangunkan warga yang masih terlelap. Mereka berlari dari rumah ke rumah, mengetuk pintu, dan berteriak memperingatkan penduduk untuk segera mengungsi.

Desa Chuksan-myeon terletak di lereng pantai dengan medan yang curam, menyulitkan para lansia untuk melarikan diri dengan cepat. Tanpa ragu, Sugianto menggendong tujuh lansia satu per satu di punggungnya, berlari sejauh 300 meter menuju tanggul laut yang aman dari kobaran api. "Yang saya pikirkan hanyalah bagaimana saya bisa menyelamatkan mereka secepat mungkin," ujar Sugianto, seperti dilansir dari Korea JoongAng Daily.Sindonews International+3CNA.id: Berita Indonesia, Asia dan Dunia+3detikTravel+3

Leo Dipiyo dan Vicky Septa Eka Saputra juga turut serta dalam upaya penyelamatan. Leo membantu mengevakuasi seorang nenek dan menuntun pasangan lansia ke tempat aman, sementara Vicky membantu warga menaiki kapal nelayan untuk menghindari kobaran api. Berkat aksi cepat dan berani mereka, sekitar 60 warga berhasil dievakuasi tanpa mengalami luka serius.

Atas keberanian dan dedikasi mereka, ketiga nelayan Indonesia ini dianugerahi piagam penghargaan dari Kementerian Kehakiman Korea Selatan. Mereka juga diberikan kenaikan status visa menjadi F-2-16, sebuah visa khusus bagi warga asing yang memberikan kontribusi luar biasa bagi negara. Visa ini menggantikan status lama mereka sebagai pekerja sektor perikanan (E-9-4) dan memungkinkan tinggal jangka panjang di Korea.

Menteri Kehakiman Korea Selatan, Park Sung Jae, menyatakan, "Tindakan berani tiga pelaut Indonesia ini telah menyelamatkan banyak nyawa dan memberikan harapan di tengah bencana nasional akibat kebakaran hutan." Upacara penghargaan digelar pada 18 April 2025 di Kompleks Pemerintah Gwacheon, Gyeonggi-do, dengan dihadiri oleh Pelaksana Tugas Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Zelda Wulan Kartika, dan perwakilan asosiasi penyelamatan maritim lokal.

Sugianto mengaku tidak menyangka akan menerima penghargaan ini. "Saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan. Impian saya adalah sukses di Korea dan menjadi kapten suatu hari nanti," ujarnya. Ia juga menyampaikan bahwa istrinya di Indonesia sangat bangga atas tindakannya. "Saya sangat mencintai Korea, terutama penduduk desa yang sudah saya anggap seperti keluarga," tambahnya.detikTravelCNA.id: Berita Indonesia, Asia dan Dunia+1detikTravel+1

Kebakaran hutan yang melanda wilayah tersebut bermula pada 22 Maret di Kabupaten Uiseong dan dengan cepat menyebar ke daerah sekitar, termasuk Andong dan Cheongsong, hingga mencapai perbatasan barat Yeongdeok pada 25 Maret. Dalam waktu dua jam, api telah meluas sejauh 25 km, menghanguskan sekitar 48.000 hektar hutan. Situasi semakin buruk karena pemadaman listrik dan komunikasi yang lumpuh, membuat banyak warga tidak menyadari adanya kebakaran.Sindonews International+2CNA.id: Berita Indonesia, Asia dan Dunia+2detikTravel+2

Aksi heroik ketiga nelayan Indonesia ini tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga mempererat hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan. Mereka menjadi simbol keberanian dan solidaritas di tengah bencana, membuktikan bahwa kemanusiaan melampaui batas negara dan budaya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved