96 Persen Karyawan di Indonesia Rela Potong Gaji demi Bisa WFA
Tanggal: 28 Sep 2024 10:37 wib.
Sebuah riset di Amerika Serikat membuktikan bahwa sebagian besar pekerja berpengetahuan di Indonesia, menginginkan pengalaman kerja yang lebih personal. Bahkan banyak karyawan yang rela upahnya dipangkas, demi bisa bekerja dari mana saja alias work from anywhere (WFA). Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga menjadi tren global di era digital saat ini.
Penggunaan teknologi telah mengubah pola kerja di banyak perusahaan, dan memungkinkan karyawan untuk bekerja secara fleksibel. Hal ini memicu minat karyawan untuk dapat bekerja dari lokasi mana saja yang diinginkan, tanpa harus terikat pada kantor fisik. Sebagai hasilnya, munculah istilah Work From Anywhere (WFA) yang semakin populer, karena memberikan kebebasan bagi karyawan untuk mengatur waktu dan tempat kerja mereka sendiri.
Sebuah survey yang dilakukan oleh perusahaan riset dan konsultan global, PwC, menemukan bahwa 96% dari karyawan Indonesia bersedia menerima pemangkasan gaji secara signifikan demi dapat bekerja dari tempat yang mereka inginkan. Selain itu, sebagian besar dari mereka juga percaya bahwa konsep WFA dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Seiring dengan keinginan untuk memiliki pengalaman kerja yang lebih personal, karyawan di Indonesia juga menunjukkan semangat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Mereka melihat kesempatan untuk bekerja dari tempat yang mereka sukai sebagai langkah penting untuk mencapai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Dengan WFA, karyawan dapat menghemat waktu dan biaya transportasi, serta lebih fleksibel dalam mengatur waktu kerja mereka.
Tidak hanya itu, konsep WFA juga membuka pintu bagi perusahaan untuk dapat merekrut talenta dari berbagai lokasi tanpa terbatas oleh batasan geografis. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan bakat terbaik tanpa harus memikirkan masalah lokasi fisik kantor. Dengan demikian, WFA juga dapat meningkatkan keberagaman dan inklusi di tempat kerja.
Namun, implementasi WFA juga membutuhkan komitmen dan adaptasi dari kedua belah pihak, baik karyawan maupun perusahaan. Karyawan perlu memiliki disiplin dan tanggung jawab yang tinggi dalam mengatur waktu dan melaksanakan pekerjaan mereka, sementara perusahaan perlu menyediakan infrastruktur dan dukungan yang dibutuhkan untuk memastikan karyawan tetap produktif dan terhubung dengan tim secara efektif.
Dengan tren global yang semakin mengarah ke arah fleksibilitas kerja, konsep WFA diprediksi akan terus berkembang dan menjadi bagian integral dari budaya kerja di masa depan. Perusahaan yang dapat mengadopsi WFA dengan baik kemungkinan besar akan mampu menarik dan mempertahankan talenta terbaik, sementara karyawan akan mendapatkan kesempatan untuk mengoptimalkan potensi mereka tanpa terkendala oleh batasan waktu dan lokasi.
Melihat fenomena ini, langkah penting bagi perusahaan di Indonesia adalah untuk mengenali keinginan karyawan untuk pengalaman kerja yang lebih personal dan fleksibel. Dengan memanfaatkan konsep WFA, perusahaan dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi karyawan mereka, sambil memastikan keberlangsungan bisnis secara efisien. Dengan demikian, terbentuklah lingkungan kerja yang saling menguntungkan dan produktif bagi semua pihak.