7 Kata-kata yang sering digunakan orang manipulatif menurut psikolog
Tanggal: 17 Mei 2024 05:30 wib.
Beberapa orang mungkin sulit melihat tanda-tanda tipu daya yang dilakukan oleh seorang manipulator. Untuk membantu orang agar lebih waspada, berikut ini adalah beberapa contoh kata-kata yang sering digunakan oleh orang manipulatif berdasarkan penelitian seorang psikolog.
1. "Bukan salahku kamu sensitif sekali"
Ungkapan ini adalah salah satu dari banyak kata-kata klasik yang sering digunakan oleh orang manipulatif. Mereka menggunakan kata-kata ini untuk menggali emosi orang lain dan mengalihkan kesalahan kepada orang lain. Biasanya, mereka mencoba memanfaatkan empati dan kesadaran diri untuk menentang orang yang mereka manipulasi. Mereka berusaha membuat orang lain merasa bersalah atau terluka.
Seiring dengan perkembangan informasi digital, ini merupakan hal yang harus diwaspadai oleh masyarakat. Dengan demikian, pengetahuan akan kata-kata yang sering digunakan oleh manipulator akan membantu orang untuk lebih mewaspadai tindakan manipulatif.
2. "Kamu yang merusak"
Orang yang manipulatif cenderung menggunakan kata-kata ini, terutama ketika mereka berhadapan dengan orang yang memiliki harga diri rendah atau masalah rasa tidak aman. Merendahkan orang lain adalah salah satu ciri dari perilaku manipulatif. Saat mereka bilang kata-kata ini, mereka mencoba memperkuat keyakinan orang lain bahwa mereka memang salah atau tak berharga.
3. "Kamu hanya paranoid"
Psikolog mengungkapkan bahwa ungkapan ini adalah salah satu dari sekian banyak cara untuk menyerang orang lain, yang kerap dilakukan oleh orang manipulatif. Gaslighting adalah strategi mereka untuk meyakinkan orang lain bahwa sesuatu tidak terjadi, meskipun kenyataannya sebaliknya.
Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk mengenali tindakan manipulatif dan meresponnya dengan bijak. Dengan mengetahui kata-kata yang sering digunakan oleh orang manipulatif, seseorang dapat lebih waspada dan tidak terjebak dalam permainan psikologis manipulatif.
4. "Tidak ada orang lain yang mempermasalahkannya"
Ketika seseorang merasa terpojok, orang manipulatif akan berusaha mengalihkan kesalahan dengan membuat orang lain merasa sendirian dengan masalah yang mereka hadapi. Hal ini seringkali merupakan taktik untuk menjauhkan orang dari orang lain yang dapat memberikan dukungan. Dengan demikian, orang yang sedang dimanipulasi akan merasa terisolasi dan sulit mencari bantuan.
5. "Saya tidak akan minta maaf"
Kebanyakan orang yang bersikap manipulatif sulit untuk meminta maaf karena mereka cenderung untuk mengalihkan tanggung jawab atas kesalahan mereka. Ketika mereka menggunakan kata-kata ini, mereka berusaha untuk membuat orang lain merasa bersalah karena menegur mereka. Dengan memahami pola perilaku ini, seseorang akan lebih peka terhadap upaya manipulasi.
6. "Aku melakukan (ini) hanya karena kamu melakukan (itu)"
Alih-alih mengakui kesalahan, orang manipulatif akan berusaha mengalihkan kesalahan pada orang lain dengan menggunakan kata-kata ini. Mereka mencoba membuat orang lain merasa bersalah dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk memiliki kepekaan terhadap tindakan manipulatif dan tidak terjebak dalam permainan psikologis.
7. "Apakah itu terdengar seperti aku?"
Orang-orang manipulatif sering menggunakan pertanyaan demikian untuk mengalihkan tanggung jawab atas tindakan mereka. Dengan bertanya seperti ini, mereka berusaha membuat orang lain bingung dan ragu terhadap diri mereka sendiri. Dengan demikian, seseorang akan merasa tidak yakin dan mungkin mengabaikan perilaku manipulatif dari orang lain.
Dengan mengetahui kata-kata-kata yang sering digunakan oleh orang manipulatif, seseorang dapat lebih waspada dan mampu merespon tindakan manipulatif dengan bijak. Selain itu, penting bagi seseorang untuk memiliki kepekaan terhadap perilaku manipulatif agar dapat mengatasi rasa tidak aman dan harga diri rendah yang seringkali menjadi sasaran dari orang-orang manipulatif.
Kesadaran akan hal ini sangat penting di era digital saat ini, di mana banyak informasi yang dapat dengan mudah diakses dan tersebar. Dengan demikian, kepekaan terhadap tindakan manipulatif dapat membantu masyarakat untuk lebih waspada dan menghindari terjebak dalam permainan taktik psikologis manipulatif.