Naik Kereta dan Makan Sate Maranggi? Kenapa Tidak!

Tanggal: 27 Mei 2017 22:03 wib.
Saat itu saya dan beberapa teman ingin bepergian, namun kami kebingungan menentukan tujuan, karena jelas-jelas itu bukanlah long weekend, bukan juga waktu yang sekiranya kami akan diizinkan untuk mengambil cuti kerja tiba-tiba.

Intinya, saat itu kami hanya ingin bepergian, namun untuk pergi ke mall atau cafe, itu terlalu main stream. Nah, saat itu saya tiba-tiba ingat dengan sate maranggi, hanya saja saya juga merasa tidak yakin untuk mengajak teman-teman saya makan sate maranggi di Plered. Ya Plered yang tak jauh dari Purwakarta. Tapi, walau pun begitu tetap saya utarakan ajakan saya. Dan tak disangka-sangka mereka justru antusas. Hmm, tipikal wanita bekerja yang butuh short escape nih tampaknya...hahaha. Beberapa di antara teman saya memiliki anak usia TK dan mereka memutuskan akan mengajak serta anak mereka karena mereka ingin memberikan pengalaman naik kereta api pada anaknya.

Yuhu...akhirnya kami menentukan meeting point di Stasiun Bandung. Saya mengingatkan mereka berulang kali agar parkir di stasiun lama, karena kita akan naik kereta dalam provinsi. Di Stasiun Bandung ini, dibedakan antara gerbang masuk keberangkatan dalam atau luar provinsi. Untuk kereta dengan tujuan dalam provinsi, gerbang masuknya adalah dari stasiun lama di kawasan yang tak jauh dari Pasar Baru. Nah, untuk kereta dengan tujuan luar provinsi, masuk dari gerbang stasiun baru.

Setelah menunggu semua tiba, akhirnya kami membeli tiket kereta CIbatu-Plered. Kereta api yang akan kami tumpangi sebenarnya adalah kereta api Cibatu-Purwakarta, namun kami akan turun di Plered. Waktu tempuh Plered-Purwakarta kurang-lebih 45 menit (menggunakan kereta). Saat itu tiket yang kami beli seharga 8000 rupiah. Dulu, image kereta ekonomi adalah kotor, padat, dan panas. Tapi, jangan salah, kini PT KAI sudah berhasil mengubah image tersebut. Kereta api kelas ekonomi kini dilengkapi dengan pendingin ruangan, bersih, dan cukup nyaman. Bahkan kami berdelapan, cukup nyaman untuk foto-foto di dalam kereta ini. Oh, mengenai perfotoan, di dekat loket pembelian tiket pun, ada semacam tempat photo booth lho!

Oke, setelah membeli tiket, kami segera memasuki gerbong dan memilih tempat duduk. Sebagai informasi, pada tiket yang kami beli memang ada nomor kursi, namun untuk kereta yang kami tumpangi ini, ternyata kami bisa memilih tempat duduk sesuka kami. Dengan catatan, pilihlah tempat duduk yang masih kosong, bukan yang sudah ada orangnya ya...hahaha.  Posisi tempat duduk, sebelah kiri dengan kapasitas 3 dan sebelah kanan dengan kapasitas 2 penumpang. Saat itu kami berdelapan. Beruntungnya kami bisa mendapatkan tempat duduk dengan kapasitas 3 yang berhadapan dan untuk 2 sisanya kami mengambil posisi di sampingnya. Jadi tidak kesulitan untuk kami untuk mengobrol atau pun berbagi makanan.

Kira-kira setelah beberapa menit menunggu, akhirnya kereta kami berangkat. Kereta kami berangkat sekitar pukul 08.00 dan dijadwal disebutkan kami akan tiba di Stasiun Plered sekitaran 2 jam lebih. Kalau dihitung-hitung, akan pas kami tiba saat waktunya makan siang di sana. Kampoeng Maranggi, tunggu kami ya!

Tips bepergian bersama anak menggunakan kereta api: bawalah cukup makanan dan minuman, jangan lupa bawa juga mainan yang mudah dibawa atau dimainkan. Saat itu, teman saya yang membawa serta anaknya, cukup ‘anteng’ berkegiatan dengan anaknya. Setelah puas melihat pemandangan dari jendela kereta, mengamati pepohonan, rumah-rumah, terowongan, dan gunung yang bergerak cepat. Mereka menikmati makanan dan minuman yang mereka bawa. Tak lama kemudian mereka memainkan squishy dan juga slime yang memang sudah disiapkan dari rumah. Acung jempol untuk teman saya yang satu ini. Dia dengan matang memikirkan dan mempersiapkan aktivitas apa yang akan dilakukan anaknya selama di dalam kerata api. Sedangkan kami para single, cukup menikmati  camilan, minuman, mengobrol berbagai topik, foto-foto, dan tentunya ikut memainkan squishy dan slime bersama anak teman saya.

Stasiun demi stasiun kami lalui dan akhirnya kami pun tiba di Stasiun Plered! Stasiun ini tidak sebesar Stasiun Bandung. Turun dari kereta, kami langsung menuju gerbang keluar dan berjalan ke sebelah kiri. Oh, iya ketika keluar dari stasiun, tepat di pintu keluar, kalian akan melihat semacam monumen Kota Plered, berupa kendi raksasa dengan aksen kujang di badan kendinya. Banyak yang ingin berfoto di sana, tapi saat itu udara dan matahari bersinar cukup terik. Jadi kami memutuskan untuk langsung menuju ke tempat sate maranggi. Perjalanan Bandung Plered membuat kami tak sabar menikmati sate maranggi. Tenang saja, jarak dari stasiun ke tempat sate maranggi atau sekarang dikenal sebagai Kampoeng Maranggi, tak sampai 5 menit. Ini sangat dekat dan tentu saja tak perlu kita mencari kendaraan untuk menuju ke sana. Cukup berjalan kaki dengan santai dan sampailah kita di sana.

Kampoeng Maranggi berupa deretan kedai sate maranggi yang berjejer rapi. Kami tinggal memilih hendak makan di kedai yang mana. Tak perlu juga banyak pertimbangan dalam memutuskan hendak ke kedai yang mana. Karena bentuk mereka identik dan yang penting harga satenya seragam! Kami beruntung, hari itu tempat ini tak sepenuh kunjunganku yang sebelumnya. Setiap kedai menawarkan makanan yang sama, sate maranggi dan sop. Saat itu, harga seporsi sate adalah 15 ribu per 10 tusuk dan untuk sop dijual seharga 10 ribu rupiah. Cukup ekonomis bukan? Walaupun ekonomis, untuk rasa bisa disandingkan dengan harga sate di restoran ternama.

Sate maranggi disajikan dengan bumbu kacang atau bumbu kecap pedas. Tinggal pilih sesuai dengan selera. Saat itu temanku memesankan sop untuk anaknya, menurutnya akan lebih mudah mereka untuk makan mandiri jika menunya berkuah. Untuk menu minumannya yang ditawarkan tidaklah banyak. Tapi, bagi kami rasa sate maranggi dan sop sudah cukup memuaskan kami. Saya sendiri lebih memilih minum teh tawar yang tidak berbayar...hehehe. Plus memesan sate dengan bumbu terpisah untuk dibawa pulang.

Setelah puas makan sate maranggi, kami pun menuju ke pasar yang juga letaknya tak jauh dari situ. Kami menuju pasar untuk membeli simping, oleh-oleh khas Purwakarta. Yang paling terkenal adalah simping rasa kencur. Setelah cukup membeli oleh-oleh, kami pergi ke mesjid dahulu untuk salat dhuhur. Kira-kira pukul 12 lebih, kami sudah selesai salat. Next destinaton adalah Musium Keramik! Untuk menuju ke sini, kami perlu naik angkot. Kami naik angkot dari seberang stasiun dan hanya dengan 3000 rupiah, kami sampai di Musium Keramik. Tempat dengan parkiran yang cukup luar dan pengurus musium yang ramah. Awalnya yang ada di pikiran kami hanya melihat berbagai bentuk keramik saja. Namun, ketika petugas museum melihat ada beberapa anak bersama kami, mereka menawari workshop membuat keramik untuk anak-anak. Kami berkata bahwa dalam 30 menit kami harus kembali lagi ke stasisun karena mengejar kereta menuju Bandung. Petugas pun menerangkan bahwa ini akan singkat dan anak-anak akan mendapatkan karya keramik yang dapat mereka bawa sebagai oleh-oleh.

Owh, yang menyenangkan lagi, ternyata untuk workshop tersebut, mereka tidak menetapkan tarif, alias se-ridho-nya. Hmm, kami mulai menyukai Plered tampaknya :D Sungguh seru melihat anak-anak mencoba untuk membentuk tanah liat menjadi piring atau mangkok ya? Ah, yang penting mereka bergembira hari itu. Agak terburu-buru memang kami mengakhiri workshop tersebut. Tapi tak perlu khawatir, karena ternyata  begitu keluar dari musium, angkot sudah tersedia. Dan di parkiran ternyata ada penjual keramik berupa celengan, vas bunga, asbak, hiasan, dll. Walaupun terburu-buru, kami masih sempat untuk membeli beberapa celengan sebagai oleh-oleh. Dan wush....tak sampai 10 menit kami sudah tiba di Stasiun Plered lagi. Sempat degdegan juga, khawatir ketinggalan kereta. Tapi syukurlah short escape hari itu berjalan dengan lancar dan menyenangkan.

Plered membuat kenangan baru untuk kami, buah tangan sate maranggi, simping kencur, dan celengan membuat kami ingin kembali lagi ke sana! Oh, iya, sebagai informasi, kami sudah tiba lagi di Stasiun Bandung sekitar pukul 4 sore.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved