Museum Batik Pekalongan Semakin Nyentrik dan Dilirik Banyak Wisatawan

Tanggal: 23 Mei 2018 15:48 wib.
Kota Pekalongan Jawa Tengah mendapat julukan sebagai Kota Batik atau City Of Batik and Creativity di pesisir utara Jawa. Sejarah panjang telah mencatatnya. Beragam jenis batik banyak diproduksi langsung oleh masyarakat sejak masa penjajahan hingga kini.

Sejarah tersebut terekam melalui beragam koleksi batik di Museum Batik Kota Pekalongan. Gedung itu terletak di pusat kota Jalan Jetayu Nomor 3. Tidak hanya batik yang tersimpan di dalamnya yang memiliki sejarah. Bangunan tersebut juga memiliki nilai sejarah penting sejak masa kolonial Belanda.

Gedung museum dibangun pada 1906, bersebelahan dengan bangunan yang dibangun pada masa Belanda lain, seperti Rumah Jabatan Gubernur Jawa Tengah, kantor pos, lembaga pemasyarakatan, dan gereja. Sejarahnya yang kental membuat museum batik sebagai gedung heritage yang menarik untuk dikunjungi.

Pada zaman VOC, bangunan museum batik ini dikenal dengan nama City Hall. Dahulu, gedung itu merupakan kantor keuangan untuk mengontrol kegiatan tujuh pabrik gula di Karesidenan Pekalongan. Museum tersebut memiliki 1.200 batik koleksi. Hampir semua merupakan sumbangan kolektor. Sebagian besar merupakan batik tulis buatan tangan yang menjadi koleksi sejak zaman Belanda, pendudukan Jepang, hingga sekarang.

Berbagai jenis batik ditampung dalam tiga ruang pamer atau koleksi. Namun, tidak semua koleksi dipamerkan, tergantung tema yang diusung. Ruang pamer I menampilkan 24 koleksi batik khas pedalaman, yakni batik khas Yogyakata dan Solo. Ruang pamer II memamerkan koleksi batik pesisir nusantara. Ruang pamer III khusus memamerkan kekayaan batik pekalongan.

Museum Batik sebagai salah satu destinasi wisata Pekalongan dengan berbagai pengalaman berharga seperti belajar membatik, paeKhat koleksi batik nusantara, hingga membeli kain batik untuk oleh-oleh. Tersedia pula paket wisata untuk belajar membatik.

Museum ini juga punya koleksi batik kuno yang usianya lebih dari seratus tahun. Jarang dipamerkan karena kainnya sudah lapuk. Batik kuno tersebut antara lain sumbangan dari kolektor batik asal Belanda, seperti batik cinderela yang dibuat pada 1840.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved