Little Ripper Shark Spotting Drones Akan Diluncurkan September 2017

Tanggal: 28 Agu 2017 08:39 wib.
Sebuah tim peneliti di Australia baru-baru ini mengembangkan sebuah algoritma yang mampu menggunakan rekaman video yang dialirkan dari pesawat tak berawak untuk mendeteksi hiu dan memberikan peringatan kepada penyelam, dengan dubbing (secara alami) Shark Spotter. Berdasarkan Dr. Nabin Sharma, rekan peneliti di University of Technology (UTS) di Sydney, algoritma baru ini memiliki keakuratan hingga 90% dalam membedakan hiu dari lumba-lumba, sinar, paus, dan kehidupan laut lainnya. Angka tersebut signifikan bila dibandingkan dengan akurasi sebesar 18% dari spotters manusia yang menggunakan mata telanjang mereka dari helikopter, atau tingkat 12% untuk manusia di pesawat.

Pihak dari universitas tersebut berharap agar teknologi baru akan membuat pantai menjadi lebih aman dan membantu menjaga reputasi Australia sebagai tujuan wisata dunia. Sebelum-sebelumnya, penyebaran jaring pelindung di lepas pantai timur laut negara telah menimbulkan banyak keluhan dari para pemerhati lingkungan, yang berprinsip bahwa jaring tersebut akan membahayakan margasatwa laut.

Teknologi Shark Spotter diluncurkan 12 bulan yang lalu oleh Grup Westpac yang berbasis di Australia, sebuah bank yang mensponsori drone penyelamat tak berawak. Westpac menugaskan para periset di UTS untuk mengembangkan algoritma dan mengintegrasikannya dengan drone Little Ripper Lifesaver milik perusahaan. Sepanjang tahun, staf UTS menerbangkan pesawat tak berawak ke perairan pesisir dan menangkap sekitar 8.000 gambar. Tim kemudian membuat algoritma menggunakan sistem komputer yang dimodelkan dengan otak manusia dan sistem saraf.



Pada bulan September 2017, drone Little Ripper akan mulai berpatroli di beberapa pantai Australia. “Sistem ini secara efisien membedakan dan mengidentifikasi ikan hiu dari target lain dengan memproses umpan video yang dinamis serta gambar dimana objek statis.” ungkap Prof. Michael Blumenstein.

Dengan teknologi baru ini, drone tak berawak akan mampu melayang di atas hiu saat terdeteksi dan mengirim peringatan ke penjaga pantai dan layanan darurat terdekat. Mereka juga akan mengingatkan perenang di kedalaman melalui megafon on-board. Menurut Dr Paul Scully-Power, salah satu pendiri Little Ripper Group, sebuah suar darurat dapat dilepaskan dari pesawat tak berawak. Ben Trollope, manajer operasi Westpac Little Ripper, mengatakan saat ini telah ada sebanyak 35 drone tak berawak di armada yang jangkauannya dalam kapasitas penerbangan dari 15 menit menjadi empat jam.

The Little Ripper Lifesavers diharapkan dilengkapi dengan teknologi Shark Spotter dan akan mulai berpatroli di pantai Australia pada bulan September 2017.

Wah, keren sekali bukan?

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved