Badan Antariksa China dan Eropa Berkolaborasi dalam Sebuah Proyek “Desa Bulan”

Tanggal: 1 Jul 2017 22:50 wib.
Dilansir dari Independent.co.uk - Badan Antariksa Eropa (ESA) dan China National Space Administration (CNSA) telah memulai diskusi mengenai kolaborasi potensial mereka. CNSA memimpin serangkaian pembicaraan dengan ESA, dan sekretaris jenderal badan antariksa China, Tian Yulong, membahas potensi basis bulan di media pemerintah China. Pal Hvistendahl, juru bicara ESA, membenarkan adanya diskusi tersebut.

"Orang Cina memiliki program ke bulan yang sangat ambisius," kata Hvistendahl. "Ruang telah berubah sejak perlombaan teknologi ruang angkasa tahun 60an. Kami menyadari bahwa untuk mengeksplorasi ruang untuk tujuan damai, kami harus melakukan kerja sama internasional."

Sejak misi berawak Yang Liwei pada tahun 2003, program luar angkasa China telah berkembang dengan pesat. CNSA mulai bekerja dengan ESA kurang dari setahun kemudian ketika keduanya meluncurkan satelit Double Star, "didedikasikan untuk meneliti proses fisik global di lingkungan magnetik Bumi dan responsnya terhadap gangguan matahari."

Sebuah "Desa Bulan" yang potensial, seperti yang sering disebut Direktur Jenderal ESA Jan Woerner, memiliki sejumlah fungsi, mulai dari melayani sebagai titik temu untuk misi berawak ke Mars, untuk mengoleksi sampel, hingga pariwisata luar angkasa. ESA telah mulai mengembangkan metode pencetakan 3D yang bisa menggunakan tanah bulan untuk memproduksi berbagai barang, yang berpotensi mengurangi biaya peluncuran bahan ke luar angkasa.

Satu kelompok yang tidak mungkin berkolaborasi dalam proyek tersebut adalah Amerika Serikat. Semua peneliti dari NASA dilarang bekerja sama dengan pegawai negeri China mengenai isu-isu yang berkaitan dengan ruang angkasa, berkat sebuah tindakan Kongres pada tahun 2011. Tak seorang pun dari NASA dapat "mengembangkan, merancang, merencanakan, mengumumkan, menerapkan, atau melaksanakan sebuah kebijakan bilateral, Program, pesanan, atau kontrak dalam bentuk apapun untuk berpartisipasi, berkolaborasi, atau berkoordinasi secara bilateral dengan China. "

Perundang-undangan tersebut juga menjadi alasan mengapa astronot China tidak mengunjungi Stasiun Luar Angkasa Internasional, dan pada tahun 2013 menjadi ilegal bagi warga negara China manapun untuk melangkah ke gedung NASA tanpa pembebasan khusus. Namun, dengan CSNA berkembang pesat dalam kemampuan eksplorasi antariksa, mungkin sudah saatnya AS memikirkan kembali kebijakannya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved