Review Film Target (2018)

Tanggal: 19 Jun 2018 22:20 wib.
Di liburan lebaran kali ini, cukup banyak film Indonesia yang tayang di bioskop. Nah, salah satu film yang turut memeriahkan liburan lebaran kali ini adalah film Target, karya Raditya Dika. Ada beberapa komentar orang yang menyebutkan jika film ini mirip dengan film lainnya. Tapi menurutku, dari setiap film kita bisa mendapatkan ‘sesuatu’ kok, karena setiap film memiliki keunikannya masing-masing. Keunikan bukan hanya bisa dilihat dari ide cerita, bisa juga kita lihat dari pemain, setting, effect, dan berbagai aspek lainnya.

Film yang dibintangi oleh pemain-pemain yang ternama ini, mengisahkan tentang sekumpulan orang dari latar belakang ‘keartisan’ yang berbeda-beda. Mereka dikumpulkan untuk shooting film dengan judul Target. Awalnya mereka mengira bahwa shooting film ini seperti shooting film pada umumnya. Namun, di sinilah inti ceritanya. Bagaimana shooting film Target berlangsung. Berbagai kepribadian artis ketika dihadapkan dengan tantangan shooting, ternyata bisa menimbulkan dinamika-dinamika dengan konflik-konfliknya. Film ini termasuk film komedi, dalam dialog dan adegan-adegannya tak jarang membuat penontonnya tertawa. Jadi walaupun setting filmnya seperti film action, dengan warna-warna yang kusam, remang-remang, namun penonton cukup ‘sadar’ kok bahwa filmnya akan aman dari kesan mendebarkan berlebih. Menariknya lagi, adegan-adegan laga yang ditampilkan cukup keren. Para pemain bisa membawakan adegan perkelahiannya dengan cukup oke.  

Hal yang kudapatkan dari film ini, justru adalah hal yang mirip-mirip sedang dihadapi oleh bangsa kita, tentang persatuan! Dari film ini aku belajar bahwa kita harus pandai-pandai membaca situasi dan bersikap cerdas dalam menyikapinya. Di film ini ada salah seorang tokohnya yang menyadari bahwa mereka sebenarnya sedang diadu domba melalui shooting film tersebut. Ada yang memang langsung impulsif, bertindak tanpa pertimbangan, ada yang memang berusaha tenang, mencari solusi, dan berusaha menjalankan solusi tersebut.

Dalam keseharian, mungkin adalanya kita langsung terbawa perasaan dan bertingkah impulsif. Padahal dengan impulsif ini justru kita tidak bisa berpikir jernih, dan tidak melihat suatu masalah dengan jelas. Hal ini lah yang bisa melukai orang lain dan dalam lingkup yang lebih luas, karena hal ini lah perpecahan antar warga negara bisa terpecah belah. Jika kita tetang dan bisa melihat ‘gambaran besar’ atas suatu permasalahan, maka kita pun akan lebih tenang dalam mencari solusi dan menjalankannya.

Film ini memiliki ritme yang berbeda-beda untuk setiap segmennya. Di awal ritme film ini terasa cepat. Namun di bagian tengah ketika ada beberapa segmen kilas balik, penonton jadi bisa menikmati film dengan lebih tenang. Ritme cepat, terjadi lagi di bagian akhir film. Tapi dari sini kita juga bisa belajar memperhatikan ritme film juga ya. Setelah menonton film ada berbagai hal yang kita bisa dapatkan bukan?
Copyright © Tampang.com
All rights reserved