Rezeki Pas-Pas-an...

Tanggal: 31 Mar 2018 16:25 wib.
Dulu aku pernah mendengar tentang sebuah kata bijak atau apapun namanya, “Rezeki aku selalu pas-pas-an.” Yang pernah mengucapkan kata-kata tersebut adalah seorang pamanku. Dulu aku bingung mengapa rezeki pas-pas-an tapi kok paman mengucapkannya dengan ekspresi yang sama sekali tidak menunjukkan rasa sedih atau susah. Bahkan dia mengatakannya dengan riang. Kala itu yang kudengar selanjutnya adalah...ketika ada anak butuh uang sekolah, eh pas ada uang bonus kantor, pas anak tertuanya butuh uang untuk daftar wisuda, eh pas ada uang bagi hasil dari koperasi, dan seterusnya. Kala itu aku tidak tertarik mendengar kelanjutan obrolan ‘orang-orang tua’ dengan topik keuangan.

 

Baru belakangan ini aku teringat obrolan itu karena aku dan orang-orang terdekatku mengalaminya sendiri! Sungguh terasa ketika salah satu saudaraku sakit dan mengharuskan ia untuk dirawat, sempat panik. Mengapa panik? Karena jelas-jelas ia sedang tidak mempunyai pekerjaan. Dari mana biayanya rumah sakit? Singkat cerita, akhirnya ia dirawat. Awalnya aku tak tahu darimana saudaraku itu memiliki biaya untuk rumah sakit, karena kutahu biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit. Dari cerita saudaraku itu, terbayang, betapa Allah sudah mengatur rezeki setiap hambanya bahkan dari sumber yang mungkin tidak kita duga. Aku jadi tahu, ternyata, kira-kira 2 minggu sebelum ia sakit, berawal dari obrolan ibunya dengan salah seorang tetangga di sebuah kedai bakso, ibunya kemudian mendaftarkan saudaraku itu pada program kesehatan pemerintah. Beruntungnya, saat itu sang ibu memiliki fotokopi KTP saudaraku tersebut.

 

Dan ketika masuk rumah sakit, sang ibu juga sempat kaget dan tak menyangka bahwa program kesehatan yang ia daftarkan 2 minggu lalu sudah bisa dipergunakan untuk rawat inap. Jadi saudaraku dirawat, tanpa dikenakan biaya sedikitpun! Betapa, Allah mengatur rezeki bukan dari sebuah perusahaan yang menggaji kita (saja) tapi bisa dari sumber yang tidak diduga (sama sekali). Betapa obrolan tak sengaja  ketika membeli bakso bisa membawa ke arah rezeki yang trjadi 2 minggu kemudian. Jika dipikir-pikir, apa yang menggerakkan ibu dari saudaraku itu untuk pergi ke sebuah kedai bakso dekat rumah yang ternyata jarang dikunjunginya! Betapa Allah menggerakkan hati dan langkah hamba-hambanya untuk menuju ke rezeki yang sudah ia aturkan.

 

Beberapa tahun lalu aku juga ingat ada cerita seorang kawan yang sangat ingin berhaji. Saat itu dengan niat yang kuat, ia akhirnya membuka tabungan haji. Aku sempat bertanya padanya berapa jumlah nominal yang ia setorkan setiap bulannya di tabungan tersebut. Ia lalu menyebutkan nominal tertentu. Selanjutnya aku mencoba mengkalkulasi jumlah setoran temanku setiap bulannya dengan jumlah biaya haji yang dibutuhkan. Jika dikalkulasi, bisa membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan belasan tahun untuk bisa berangkat dengan jumlah tersebut. Namun, sekali lagi Allah menunjukkan bahwa Ia Maha Pengatur Rezeki. Tanpa disangka-sangka, ada kenalan lama temanku yang bertanya tentang niatan haji temanku tersebut. Padahal teman lamanya tersebut sudah lama tidak berjumpa dengan temanku itu, bahkan sudah tinggal di luar negeri tanpa berkontak. Ternyata pasangan suami istri temanku tersebut mempunyai niatan untuk menghajikan temanku! Sungguh mendengar kisahnya saja aku sangat haru, apalagi temanku yang mengalaminya! Atas izin Allah akhirnya 3 tahun kemudian ia pergi berhaji. Prediksiku bahwa ia akan pergi belasan tahun lagi ternyata tidak terbukti! Allah membuktikan betapa rezeki itu sudah ada pengaturan yang rapi.

 

Belajar dari cerita ini, janganlah kita seakan menghalalkan segala cara untuk mencari rezeki. Sampai mengorbankan keluarga, kesehatan, kebahagiaan, dan lain-lainnya. Karena rezeki itu memang pas-pas-an. Pas butuh untuk berobat, pas ada dari ... . Pas butuh untuk membeli keperluan dapur, pas ada dari ... . Betapa banyak sumber rezeki yang mungkin luput dari prediksi kita. Setelah sekian lama, akhirnya aku paham obrolan pamanku dulu. Rezeki manusia itu memang ‘pas-pas-an’!
Copyright © Tampang.com
All rights reserved