Penentuan Cawapres Jokowi masih Alot, Pengamat Politik Ungkap Ini

Tanggal: 14 Jul 2018 11:10 wib.
Tampang.com - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, membeberkan pandangannya mengenai kealotan dalam penentuan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan bersaing pada Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Dirinya memaparkan bahwa di Indonesia hadirnya koalisi kerapkali didasarkan pada kompromi dan lobi-lobi politik. Sehingga menurutnya, hal ini yang menjadi peyebab basis koalisi lebih didasarkan pada siapa yang menjadi capres dan cawapresnya, bukan melihat bagaimana kesamaan platform, ideologi, maupun program yang dijalankan.


"Ini jamak terjadi di kita dan berlaku pada semua parpol. Tapi terlihat menonjol di antara partai-partai pendukung pemerintah," ujar Adi kepada wartawan, Jumat (13/7).


Selain itu, Adi juga menyoroti mengenai kegamangan dari Joko Widodo (Jokowi) yang hingga kini belum menetapkan cawapres yang akan mendampinginya pada pilpres 2019 nanti. Bahkan, hingga mendekati waktu pendaftaran yang kurang dari 30 hari lagi, Jokowi masih mengaku menggodok lima nama. Sisi lain, partai anggota koalisi pemerintah malah terus intensif juga melakukan komunikasi dengan partai non pemerintah. Hal ini ungkapnya menunjukkan indikasi masih cairnya proses pengusungan siapa yang akan menjadi cawapres nanti.

"Logikanya kalau partai-partai ini sudah merasa senasib, sudah sama platform, program dan ideologinya, seharunya sudah tidak ada masalah dengan siapa capres dan cawapresnya. Ini masih cair. Semua masih merasa paling berhak mendampingi Jokowi," jelas Adi.

Adi membandingkan kondisi di negara lain dimana koalisi diawali dengan kesamaan platform dan ideologi. DIrinya berharap ke depan partai politik di Indonesia dapat melandaskan pada ideologi dan platform dalam membentuk koalisi.

"Kalau di negara-negara lain, koalisi diawali dengan kesamaan platform dan ideologi. Bila koalisi terbentuk atas dasar itu, maka langkah selanjutnya adalah menentukan siapa capres dan cawapresnya. Kalau di kita, logikanya di balik. Cari dulu siapa capres dan cawapresnya, baru dicari kawan koalisi. Ini yang menjelaskan kenapa penentuan cawapres Jokowi sedikit alot," ucap Adi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved