Pemerintah Bentuk Satgas Anti Hoax di Medsos, Efektifkah ?

Tanggal: 8 Jun 2017 14:11 wib.
Tampang.com- Banyaknya berita-berita yang bohong atau hoax terutama setelah Pilkada DKI, dan yang memojokkan pemerintah serta saling ejek diantara nitizen, membuat Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto berencana membentuk satuan tugas ( Satgas ) khusus untuk memerangi dan menanggulangi hoax di media sosial. Sebelumnya, sekitar bulan Mei lalu, mantan Presiden RI, Susilo bambang Yudhoyono ( SBY) mendeklarasikan gerakan anti hoax di Nusa Tenggara Barat pada saat Rakornas Demokrat.

Baca : Banyaknya Hoax dan Fitnah yang Menimpanya, SBY Deklarasikan Anti Hoax dan Fitnah

Wiranto menjelaskan bahwa banyaknya hoax yang saat ini berkembang di media sosial bisa merusak keharmonisan berbangsa dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa. "Hoax itu akan merusak keharmonisan kita sebagai bangsa dan mengganggu ketentraman kita sebagai bangsa" jelas Wiranto.

Lebih jauh Wiranto menambahkan pembentukan satgas anti Provokasi dan Propaganda ini sebagai upaya untuk memperkuat kembali keutuhan yang sekarang dirasakan sedang tercerai berai di masyarakat. 

Pembentukan satgas ini memang belum diresmikan oleh pemerintahan Jokowi, termasuk siapa nanti yang akan menjadi anggota satgas anti Hoax ini, bagaimana sistem kerjanya dan kepada siapa bertanggung jawab nantinya, apakah melalui kementrian terkait atau langsung kepada presiden.

Seperti diketahui, pihak kepolisian juga sudah membentuk satuan Cyber Crime yang selama ini bertindak khusus di media sosial yang salah satu tugasnya menindak pelaku yang menyebarkan berita hoax dan ujaran kebencian. Satgas Anti provokasi yang rencananya dibentuk pemerintah apakah nantinya tidak bertabrakan dengan tugas pihak cyber crime kepolisian.

Jika upaya pembentukan satgas ini benar-benar untuk mencegah atau menindak pelaku-pelaku penyebar berita bohong atau hoax, hendaknya dibarengi dengan penangkapan atau penindakan terhadap perilaku nitizen yang selama ini banyak sekali menghina islam dan para ulamanya. 

Tindakan persekusi yang dilakukan sekelompok orang, mungkin salah satunya karena tidak ada tindakan dari aparat kepolisian atau pemerintah dalam menindak orang yang tidak bertanggung jawab tersebut. 

Kasus-kasus seperti chat mesum yang melibatkan Firza Husein dan habib Rizieq yang sementara ini masih menjadi perdebatan apakah itu berita benar atau Hoax diharapkan tidak terulang kembali dan seruan-seruan bernada melecahkan umat islam dan tokoh ulama diharapkan tidak akan terjadi lagi apabila pemerintah benar-benar membentuk satgas anti provokasi atau hoax ini dengan adil dan tanpa tebang pilih.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved