PDIP dan Nasdem Tidak Membutuhkan Umat Islam, Biarin! Tapi Kok PPP Juga Begitu?

Tanggal: 21 Jan 2018 07:57 wib.
Saya sebagai umat Islam, selalu menyenangi simbol-simbol Islam yang dipakai oleh kita sebagai umatnya di urusan dunia. Termasuk tentang politik yang menggunakan simbol Islam, pasti banyak yang menyukainya dari umat Islam.

Ada politikus yang bilang, bahwa politik itu bisa cair, bisa berubah haluan sesuai kesepakatan.

Ada politikus yang bilang, bahwa negara harus dipisahnya dengan agama. Karena agama itu candu.

Ada politikus yang bilang, bahwa politik itu kotor.

Menurut saya sebagai orang awam, seharusnya jika orang berpolitik, harus memiliki bottom rules yang tidak bisa dirubah oleh orang lain ataupun situasi apapun.

Partai yang menggunakan simbol Islam seharusnya fokus dengan apa yang tertulis di Al Quran dan Hadist, jangan sampai keluar dari pakem yang diajarkan agama walaupun dasar partai adalah Pancasila.

Jika dasar partai yang dimasalahkan, kan bisa dipakai sila 1, Ketuhanan Yang Maha Esa. Masa selalu dikecilkan sila ke 1, hanya gara-gara ada kutipan peraturan dari agama.

Pemilihan Presiden Amerika Serikat yang memenangkan Donald Trump saja, perkumpulan gereja mengeluarkan fatwa kepada umatnya untuk memilih Donald Trump, karena Hillary Clinton dianggap terlalu liberal.

Mengapa politikus Indonesia anti sekali dengan politik identitas? Apakah mereka termasuk yang takut dengan bangkitnya umat Islam? Umat Islam semakin ditekan semakin bersatu.

Lihat saja sosmed saat ini, Muslim Cyber Army (MCA), yang menamakan tim cyber yang membela Islam tumbuh berkembang pesat, tanpa ada pemimpin, tanpa ada bayaran, semuanya militan. Walaupun pemerintah membuat badan khusus untuk menghabisi MCA, dengan biaya yang akan dibiayai oleh rakyat Indonesia sebesar 2 Trilyun, MCA akan tetap ada, karena militan. Biaya sebesar 2 Trilyun akan hilang sia-sia saja. Lebih baik uang sebesar 2 Trilyun itu dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat yang lebih membutuhkan. Jika 2 Trilyun dimanfaatkan untuk pengembangan perumahan murah untuk rakyat tidak mampu, pasti rakyat sangat berterimakasih, apalagi jika dengan DP 0%, rakyat akan sangat gembira. 

Kita kembali ke Partai Berlambang Kabah, PPP, Partai Persatuan Pembangunan. Jika PPP tetap dengan jalan berlikunya, tanpa memperhatikan umat pemilihnya yang selalu ada di pihak Islam, tetapi berkelakuan seperti yang anti Islam, kemungkinan PPP akan ditinggalkan oleh seluruh umat Islam. Jika sudah tidak ada peminat untuk memilih PPP sebagai wakilnya, apakah PPP masih akan ada di pemilu mendatang? Rasanya tidak mungkin ada. Kita lihat saja nanti.

Seharusnya Partai Politik yang membawa nama Islam, apalagi menggunakan simbol Islam, harus lebih memperhatikan kepentingan umat Islam, bukan dengan membuat umat Islam sakit hati.

Misalnya kebijakan minuman keras (miras) akan dilegalkan, partai yang membawa nama Islam, harus lebih keras menentang kebijakan legalisasi miras, karena di Al Quran, sudah melarangnya. Sehingga umat Islam berterimaksih kepada politikus yang ada di partai berlambang Islam. Jangan cuma pada saat pemilihan menggunakan simbol Islam untuk mendapatkan sebanyak-banyak suara umat Islam, tetapi kebijakannya kok tidak sejalan dengan pemilihnya.

Partai yang berlambangkan agama, seharusnya tidak bersifat cair, jika ada pilihan yang membuat umat terpecah, cukup berdasarkan Al Quran dan Hadist.


Bagaimana jadinya jika Partai Berlambang Agama, melegalkan miras, LGBT, lokalisasi dan lain-lain yang dilarang oleh agama?


Semoga Allah SWT memberikan hidayah sehingga partai yang menggunakan simbol Islam, kembali ke jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT dan sesuai dengan al Quran dan Hadist.
 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved