Lomba Film Pendek tentang Kebhinekaan, Ternyata Menyudutkan Umat Islam

Tanggal: 27 Jun 2017 22:09 wib.
Setelah melihat film pendek dengan judul "Kau Adalah Aku yang Lain", sehari setelah Hari Raya Idul Fitri 1438 H, rasanya tidak tepat.

Di film pendek itu diperlihatkan, umat islam yang sedang melakukan pengajian, yang tidak bisa dilalui oelh mobil ambulance, setelah adu mulut dengan polisi, ambulance bisa melewat acara pengajian. Diceritakan untuk pembaca dan seluruh penonton cinema 21 sebagai sponsor, bahwa umat islam tidak memikirkan orang lain, apalagi orang lain yang beragama selain Islam.

Padahal pada saat Aksi Bela Islam 212, tgl 2 Desember 2016, ada pengantin yang menikah di katedral, tidak ada satu helai pun rambut dari penganten dan rombongan yang jatuh. Tidak ada sedikitpun kekerasan, malahan dibantu untuk melewati aksi tersebut.

Keadaan bukan darurat saja, aksi bela agama bisa dilewati, apalagi keadaan darurat.

Apakah ini bermaksud agar umat selain Islam melihat umat Islam itu begitu semua?

Apakah ini sebuah titipan dari petinggi Polri, untuk membuat agar umat Islam bergejolak kembali?

Apakah Polri sebagai dalang dari kerusuhan-kerusuhan SARA?

Mengapa Polri memprakarsai lomba film pendek tentang kebhinekaan? Apakah karena Polri mendukung penistaan agama oleh Ahok?

Mengapa tidak dibuat tentang kesalahan fatal dari orang yang menghina agama orang lain, bisa dipenjara!

Dengan Polri membuat lomba film pendek tentang kebhinekaan, kemungkinan besar berarti menghina agama orang lain dibolehkan, jika ada yang protes agamanya dihina, berarti orang tersebut anti kebhinekaan. Begitu bukan sih?



Perlu diketahui, Aksi Bela Islam itu ada karena ada orang yang menghina umat Islam, bukan tiba-tiba marah tanpa sebab! Apakah agama lain dihina oleh umat agama lain, tidak marah?

Seharusnya ada juga film pendek, tentang kejadian yang sebenarnya, bukan akal-akalan seperti film pendek buatan Polri, tentang yang mau sholat Ied di Tolikara (2016), malahan dibakar masjidnya. Supaya terlihat teroris kristen radikal yang ada di Indonesia. Biar masyarakat tahu, toleransi beragama harus diamalkan bukan cuma slogan. Beranikan Polri membuat film pendek dari kisah nyata itu?

Semoga film pendek yang menyudutkan umat Islam tidak diputar diseluruh Cinema 21. Jika diputar di bioskop Cinema 21 di seluruh Indonesia, mudah-mudahan umat Islam lebih pintar, jadi tahu siapa dalang dari kerusuhan-kerusuhan SARA selama ini.

Kalau sampai seluruh Cinema 21 di seluruh Indonesia, menayangkan film yang menyudutkan Islam dengan dalih khebinekaan, mudah-mudahan bisnis filmnya bangkrut.

 

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved