Investigasi Allan Nairn Tentang White House Men di Indonesia Sudah Basi

Tanggal: 2 Mei 2017 15:02 wib.
Sekarang, bagaimana dengan investigasi Allan Nairn tentang keterkaitan Presiden AS Donald Trump dengan sejumlah tokoh penting di Indonesia? Apakah laporan Nairn tersebut juga bersumberkan informasi intelijen ataukah hanya hasil comotan dari berbagai pemberitaan sejumlah media?.

Trump, sebagaimana yang diberitakan sejumlah media nasional dan internasional, memiliki kedekatan dengan Hary Tanoesoedibjo, rekan bisnis Trump di Indonesia, Bersama Hary, Trump diberitakan membangun dua Trump Resort, satu di Bali dan satu di dekat Jakarta (di Lido, Bogor, Jawa Barat). Lewat Hary inilah Trump menjalin komunikasi dengan Ketua DPR Setya Novanto, Fadli Zon.

Bagaimana dengan Prabowo Subianto? Sebulan jelang Pilpres 2014 beredar rekaman video pidato Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo dalam sebuah acara yang digelar USINDO Washington Special Open Forum Luncheon yang digelar pada 17 Juli 2013.

Dalam acara itu, Hashim menjelaskan visi misi Prabowo Subianto yang akan maju sebagai calon presiden. Selanjutnya, Hashim menyakinkan pihak Amerika bahwa Prabowo juga pro-Amerika.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kedekatan antara orang-orang penting dari negara-negara yang berbeda. Apalagi kalau kedekatan tersebut terkat dengan persoalan bisnis. Demikian juga dengan pernyataan Hashim tentang Prabowo yang disebutnya sebagai pro-Amerika. Sebagai komunikasi politik, pernyataan Hashim tersebut tidak bermasalah.

Pernyataan Hashim tersebut, kalau dicermati, sebelas-dua belas dengan "I love the United States, with all its faults. I consider it my second country," yang diucapkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dirilis The International Herald Tribune pada 8 Agustus 2003. Atas ucapan SBY tersebut,  Al Jazeera menyebut jenderal bintang empat itu sebagai “CIA agent”.

“Despite a smear campaign that includes allegations he is a CIA agent, polls show that Yudhoyono's personal approval ratings are high across the political spectrum. Asked who was their second choice to become president should their candidate not win, electors unanimously backed Yudhoyono,” tulis Al Jazeera seperti yang dapat dibaca di sini.

Dalam ranah politik tanah air, isu soal kaitan tokoh nasional dengan negara lain, khususnya AS bukanlah hal yang aneh. Isu ini biasanya beredar luas, pada saat moment-moment tertentu, misalnya jelang Pilpres atau di saat suhu politik tanah air sedang memanas.

Pasca Pilpres 2004, misalnya, Amien Rais pernah menuduh SBY mendapat dana kampanye dari AS lewat Wakil Menteri Pertahanan AS Paul Wolfowitz. Tudingan Amien ini sempat ditanyakan oleh Johan Sarjono dari Radio Elshinta kepada SBY pada 25 Mei 2007 di Istana. Karuan saja atas tuduhan serius tersebut SBY pun membantahnya. Bantahan SBY dalam wawancara dengan Elshinta bisa disimak di sini.

(Sayangnya, penulis tidak menemukan berita dari media mainstream soal pengakuan Amien yang ditawari dana oleh Wolfowitz. Tapi, dari pertanyaan wartawan Elshinta dan jawaban SBY dapat disimpulkan Amien mengakui kalau Mantan Ketua MPR RI itu juga ditawari dana oleh Wolfowitz)

Tuduhan Amien kepada SBY pastinya bukan main-main. Dalam Pasal 45 UU No. 23 Tahun 2003 disebutkan pasangan calon dilarang menerima sumbangan atau bantuan lain yang berasal dari: negara asing, lembaga asing, lembaga swadaya masyarakat asing, dan warga negara asing.

Dan, masih menurut pasal tersebut, jika ada pasangan yang menerimanya, maka tidak dibenarkan pasangan tersebut untuk menggunakannya, dan harus melaporkan pada KPU selambat-lambatnya 14 hari setelah masa kampanye berakhir. Sedang bagi pasangan capres-cawapres yang tidak melaporkan adanya aliran dana asing yang diterimanya adalah ancaman pidana serta dikenai sanksi berupa pembatalan sebagai pasangan capres-cawapres.

 Menjawab tuduhan Amien tersebut, SBY menyatakan akan menuntut Amien. “Saya akan menggunakan hak saya untuk melakukan proses hukum demi keadilan di negeri ini,” kata Presiden Yudhoyono dalam acara konferensi di belakang Istana Merdeka Jakarta (Sumber Antaranews.com).

Tapi, apa yang terjadi kemudian? Ternyata SBY tidak pernah menuntut Amien. Dan, Amien pun tidak pernah lagi mengungkit-ungkit tuduhannya tersebut. Apakah diamnya kedua tokoh nasional tersebut ada kaitannya dengan pertemuan “pertemuan 12 menit” seperti yang ditulisakan di sini.

Dengan demikian, isu adanya kedekatan politisi AS, bahkan White House, dengan politisi Indonesia sudah lama menjadi cemilan gurih di negeri ini. Karenanya, benar tidaknya investigasi Nairn tentang “orang-orang” Trump di Indonesia juga isu yang membuat bangsa ini menjadi gerah. Apalagi, laporan Nairn tentang adanya hubungan antara Hary, Fadli, dan Trump sudah pernah ramai disoroti media nasional dan internasional

Sumber ilustrasi: History.com
Copyright © Tampang.com
All rights reserved