Investigasi Allan Nairn Soal Makar yang Menunggangi Kasus Ahok Bukan dari Sumber Intelijen?

Tanggal: 2 Mei 2017 15:07 wib.
Lantas, bagaimana dengan upaya makar yang menurut laporan investigasi Allan Nairn dilancarkan dengan mendompleng kasus penistaan agama yang menyeret Basuki Tjahaja Purnama? Apakah laporan investigasi Nairn ini benar-benar bersumber dari laporan intelijen, ataukah hanya pantauannya terhadap sejumlah artikel atau berita yang telah dipublikasi sebelumnya?

Dalam laporan investigasinya, Nairn menyebut adanya gerakan untuk menjatuhkan Presiden Jokowi. Laporan tersebut disusun berdasarkan sejumlah wawancara dan dilengkapi dokumen dari internal tentara, kepolisian, dan intelijen yang saya baca dan peroleh di Indonesia, juga dokumen Badan Keamanan Nasional AS (NSA) yang dibocorkan Edward Snowden.

Sebelumnya, ada satu kronologi yang terbolak-balik dalam klaim Nairn tersebut. Nairn mengatakan mendapat bocoran tentang upaya makar terhadap Jokowi didapatnya dari Snowden.

Jokowi memenangi Pilpres 2014 pada 9 Juni 2014 dan dilantik sebagai Presiden RI ke 7 pada 20 Oktober 2014. Sementara Snowden sudah diburu pemeritah Amerika sejak ia membocorkan dokumen NSA kepada The Guardian dan The Washington Post pada Juni 2013. Pertanyaannya, bagaimana bisa Snowden yang sudah menjadi buronan mendapat dokumen tentang upaya kudeta terhadap Jokowi?

Kemudian soal upaya makar yang menurut Nairn mengunakan isu Ahok sebagai pintu masuknya. Digunakannya isu Ahok sebagai pintu masuk untuk menjatuhkan Jokowi pun merupakan “barang lawas” . Sebelumnya, ada sejumlah artikel yang mengulas isu ini. Salah satunya adalah "Penunggang Kuda" Aksi 212.

Dalam artikel yang ditayangkan pada 28 November 2016 itu tertulis, “...Isu kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok yang didwitunggalkan dengan Jokowi telah memosisikan kelompok kedua sebagai pusat gerakan. Tidak heran kalau GNPF-MUI diposisikan sebagai motor penggerak aksi. Sementara, faktor kedekatan Habib Riziek dengan ketiga kelompok tersebut membuat pemimpin FPI ini menjadi pemain jangkar.

Sebenarnya, sebelum kasus “Al Maidah 51”, ketiga kelompok tersebut sudah menjadikan Ahok sebagai pintu masuk. Pintu masuk ini terus menerus dihantam. Dan begitu Ahok dianggap melakukan penistaan agama, pintu tersebut terdobrak. Ketiga kelompok tersebut langsung menerobos masuk lewat Aksi 1410, Aksi 411, yang akan disusul dengan Aksi 212.

Selain itum ada sejumlah artikel tentang upaya makar yang dikaitkan dengan isu Ahok. Di antaranya, “Soal Makar, Apakah DPR Belum Tahu Insiden "Bouazizi"? dan “Soal Makar, Kapolri dan Menhan Sama-sama Benar”.

Bisa dikatakan hampir 100 % laporan investigasi yang ditulis Nairn dalam “Trump's Indonesian Allies in Bed with ISIS-Backed Militia Seeking to Oust Elected President”.merupakan barang lawas yang dipoles ulang. Soal dugaan aliran dana baik dari Cikeas maupun dari Cendana dan juga dugaan keterlibatan Hary Tanoe sudah lama menjadi bahan perdebatan netizen. Demikian pula dengan hubungan antara Prabowo dengan sejumlah tersangka pelaku makar.

(Allan Nairn baru bisa diacungi jempol kalau bisa menjawab misteri keberadaan Jokowi pada saat Aksi 411 berlangsung. Artikel bisa dibaca di “Misteri Keberadaan Jokowi Saat 411 dan Poin Penting yang Seharusnya Diperhatikan Pendukungnya”)

Soal skenario pendongkelan terhadap Jokowi pun sudah bukan barang baru lagi. Sudah banyak artikel yang menuliskannya sejak Jokowi dinyatakan sebagai pemenang dalam quick count Pilpres 2014. Ada sejumlah skenario yang paling mungkin dilakukan untuk menggulingkan Jokowi. Salah satu di antaranya adalah model Soeharto atau model Hosni Mubarak. Skenario ini pun sudah ditayangkan dalam beberapa artikel, seperti tautan-tautan artikel di atas.

Kalaupun bocoran Snowden yang dimaksud Nairn adalah tentang keterkaitan ISIS dengan pemerintah AS, itu pun bukan lagi informasi yang bisa disebut baru apalagi distempel dengan “bocoran”. Sebab, informasi yang dibocorkan oleh Snowden tersebut sudah lama berceceran di dunia maya. Tinggal ketik “snowden cia usa isis al qaeda” pada kotak mesin pencari Google, maka akan bermunculan sejumlah link yang mengulas bocoran Snowden.  

Dan, dalam artikel “Pemerintah Jokowi Lembek, Kelompok Radikal dan Teroris Leluasa Adu Domba Bangsa” yang ditayangkan pada 15 November 2015 juga sudah menyebut, ‘Mantan pegawai NSA, Edward Snowden membocorkan bila ISIS pun setali tida uang dengan Al Qaeda yang dibentuk serta didanai oleh Barat.” (typo tida seharusnya tiga).

Jadi, apakah ilaporan nvestigasi yang dipublikasikan oleh Nairn tentang adanya upaya makar yang menunggangi kasus Ahok bersumberkan dari informasi komunitas intelijen ataukah bersumber dari artikel-artikel yang sudah lama berceceran di dunia maya? 

Sumber ilustrasi: The Jakarta Post
Copyright © Tampang.com
All rights reserved