Ahok Kampanye, Suara Jokowi Melesat

Tanggal: 14 Feb 2019 07:01 wib.
Banyak yang meragukan kapasitas politikus Ahok (Basuki Tjahaya Purnama), padahal karir politiknya sudah dibangun sejak muda. Ahok telah menempati banyak posisi dari anggota DPR sampai pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta pada saat Joko Widodo diangkat menjadi Presiden Indonesia.

Jika Ahok melakukan kampanye masif, akan meningkatkan suara Joko Widodo di pilpres 2019. Minimal suara yang didapat 42% dari suara di DKI Jakarta, jumlah yang banyak. Suara golput paling tinggi yaitu di DKI Jakarta, karena Joko Widodo menggaet KH. Maruf Amin sebagai cawapresnya.

Bagaimanapun hubungan Joko Widodo dan Ahok masih baik, dibangun sejak menjadi pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Sehingga Ahok akan dipertimbangkan menjadi menteri jika paslon 01 Joko Widodo/KH Maruf Amin memenangkan pilpres 2019. 

Pada saat masalah penistaan agama oleh Ahok tahun 2016-2017, Presiden Joko Widodo saat itu terlihat sangat membela Ahok, supaya diselamatkan. Presiden Joko Widodo, pada saat ada protes, tidak ingin bertemu. Penjara untuk Ahok pun sangat istimewa, berada di Mako Brimob, tidak seperti tahanan lainnya. Dari hubungan ini, dipastikan Joko Widodo akan mengangkat Ahok menjadi pendampingnya, jika ada sesuatu hal terhadap KH Maruf Amin, yang saat ini berusia 76 tahun.

Jika Ahok tidak kampanye, suara golput dari pendukung Ahok dulu, tidak akan mencoblos di pilpres 2019, tetapi jika Ahok berkampanye, suara golput akan melakukan pencoblosan sesuai dengan arahan Ahok yang ingin Joko Widodo menjadi Presiden Republik Indonesia.

Apakah suara golput akan berubah, karena Ahok berkampanye? atau tetap golput karena masih sakit hati dengan KH Maruf Amin, karena menjadi saksi yang memberatkan Ahok pada saat persidangan penista agama.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved