Ahok Effect: Elektablitas Jokowi dan PDIP Drop!

Tanggal: 24 Apr 2017 21:57 wib.
Berdasarkan hasil dan respon dari masyarakat Indonesia terhadap penistaan agama Islam oleh Ahok, mayoritas umat Islam merasa tersinggung. Penganut agama lain ikut manafsirkan kita suci Islam, dan menyalahkan ulama-ulama yang melakukan syiar Islam. Ini terbukti dari kegagalannya mendapatkan kembali kepercayaan dari warga Jakarta untuk menjadi Gubernur.

Ahok menyatakan ke warga di kepulauan seribu, “Jangan mau dibohongin pake Al Maidah 51”, dengan maksud ke warga, bahwa kalau pilih dia, tidak apa-apa, tidak perlu percaya dengan ayat tersebut. Dibodohin tuh sama orang-orang (ulama). 

Pernyataan itu membuat elektabilitas ahok jatuh, menyeret partai-partai pendukungnya.

Ini terbukti pada saat Ridwan Kamil yang akan diusung oleh Partai Nasdem, ternyata respon dari umat Islam tidak begitu baik, malahan banyak warga jawa barat yang berpikir ulang untuk memilih Ridwan Kamil menjadi Gubernur Jawa Barat.

Pernyataan-pernyataan dari Megawati Soekarnopoetri juga, membuat PDIP dijauhi umat Islam, para ulama disebut ahli ramal, yang mengetahui masa depan setelah mati. Apakah Megawati tidak iman kepada Allah? tidak iman kepada hari akhir? hanya dia sendiri yang tahu.

"Efek negatif Ahok yang selama pilkada akan berpengaruh signifikan ke PDIP maupun Jokowi di masa yang akan datang," ujar Adi Prayitno, pengamat politik UIN Jakarta, Minggu (23/4/2017).

Jika Presiden Joko Widodo bersikeras akan mengangkat Ahok menjadi menteri pada saat sebelum pemilihan presiden tahun 2019, maka elektabilitas Joko Widodo akan drop. Pada saat pilpres saja hanya menang 53% : 47%. Kita tunggu saja, apakah Joko Widodo berniat mengangkat penista agama Islam menjadi menteri atau tidak. 

Ahok Effect, mengakibatkan semua pasangan calon yang diusung oleh partai pengusung Ahok, akan terseret-seret menjadi pecundang di pilkada/pilpres selanjutnya. Paslon-paslon PDIP pada pemilihan gubernur 2017 sudah berguguran semua.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved