Ganda Putri Greysia dan Apriyani Ditargetkan Menang All England 2018 dan Asian Games 2018

Tanggal: 28 Nov 2017 12:40 wib.

Tampang.com - Pelatih ganda putri Eng Hian memberikan target cukup tinggi kepada Greysia/Apriyani pada tahun 2018.  Eng Hian  menyebutkan ada  dua agenda besar yang disematkan dipundak  pasangan senior-junior itu. Yakni  All England 2018 dan Asian Games 2018.

“Target tahun depan tentunya akan semakin meningkat dibanding tahun ini. Tahun ini targetnya untuk mendapatkan pola main dan meningkatkan performa Greysia/Apriyani. Tapi dengan hasil yang diperoleh sampai turnamen ini berakhir, tentunya untuk tahun depan targetnya menjadi pencapaian prestasi. Target turnamen terdekat ada All England 2018 dan target utama adalah Asian Games 2018,”kata  Eng Hian, di Jakarta, Senin (27/11).

Pasangan ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhasil mencuri perhatian sejak diduetkan enam bulan lalu. Pertama kali turun di BWF Sudirman Cup 2017, Greysia/Apriyani kemudian sudah mengantongi gelar di Thailand Open Grand Prix Gold 2017 dan French Open Super Series 2017. Terakhir di Hong Kong Open Super Series 2017, Minggu (26/11) kemarin, keduanya finis sebagai finalis turnamen.

Di Hong Kong Open, Greysia/Apriyani kalah dari unggulan satu asal Tiongkok, Chen Qingchen/Jia Yifan, dengan skor 21-14, 16-21 dan 15-21. Greysia/Apriyani menaklukkan game pertama dengan keunggulan sejak awal pertandingan. Namun yang terjadi di game kedua, Greysia/Apriyani tak bisa keluar dari tekanan lawan, sehingga harus menelan kekalahan.

Hal yang sama terjadi di game ketiga. Greysia/Apriyani sempat berusaha keluar dari tekanan lawan, namun Chen/Jia kali ini cukup sulit untuk mereka hadapi. Greysia/Apriyani pun terpakasa menyerahkan kemenangan kepada lawan.

“Di pertandingan tersebut cukup kelihatan kualitas daya tahan fokus mereka menurun. Kualitas pukulan tidak sejalan dengan apa yang mereka perkirakan. Tapi saya cukup memahami kondisi ini dengan melihat pertandingan-pertandingan yang mereka lalui dari babak kedua sampai semifinal kemarin. Sangat menguras pikiran dan mental. Ini akan jadi pengalaman dan evaluasi buat mereka berdua terutama untuk Apriyani untuk menghadapi turnamen-turnamen yang ditargetkan di tahun depan,” kata Eng Hian.

Greysia/Apriyani dan Chen/Jia sebelumnya pernah satu kali berhadapan. Di French Open 2017, Greysia/Apriyani menang 21-5 dan 21-10 dari Chen/Jia. Pada turnamen itu pula, Greysia/Apriyani merebut gelar super series pertamanya sebagai pasangan. “Pola serangan mereka (Chen Qingchen/Jia Yifan) berubah dan yang pasti performa mereka hari ini juga cukup clear di set kedua dan ketiga,” ujarnya.

Sementara itu, menanggapi pencapaian atlet Indonesia di Fuzhou, Tiongkok dan Kowloon, Hong Kong, Kabid Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti  angkat bicara. “Untuk evaluasi China dan Hong Kong Open target kita terpenuhi. Terutama untuk Kevin/Gideon yang secara konsisten bisa menjuarai dua turnamen tersebut. Salut untuk mereka karena di tahun 2017 ini, bisa mengumpulkan enam gelar juara,” kata Susy.

Selain dua gelar tersebut, Indonesia juga menempatkan pasangan Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro sebagai semifinalis China Open Super Series Premier 2017 dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu sebagai runner up Hong Kong Open Super Series 2017.

“Untuk sektor lain, ganda putri cukup baik meski kami harus mengakui kemenangan pasangan Tiongkok di final. Tapi secara keseluruhan sektor ini mulai menunjukkan progres peningkatan prestasi yang cukup signifikan. Sementara untuk sektor lain kami akan evaluasi dan diskusi, agar di pertandingan berikut-berikutnya bisa mencapai target prestasi yang lebih baik lagi,” ungkap Susy.

Selain dua sektor tersebut, Susy juga menyoroti hasil pertandingan dari tim tunggal putra. Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie yang memperkuat Pelatnas PBSI, tak memberikan hasil memuaskan pada dua turnamen tersebut. Di China Open Super Series Premier 2017, Anthony terhenti di babak pertama, sementara Jonatan di babak dua. Sedangkan di Hong Kong Open Super Series 2017, mereka sama-sama terhenti di babak pertama.

“Untuk tunggal putra konsistensi atlet-atlet kita harus ditingkatkan. Mereka harus lebih yakin dengan pola dan strategi permainannya pada saat main dengan lawan yang berbeda. Dan butuh latihan lebih lagi untuk pematangan teknik dan peningkatan fisik agar mereka bisa lebih baik lagi hasilnya di pertandingan-pertandingan berikutnya,” papar peraih emas Olimpiade Atalanta tesebut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved