Uang Haram Trotoar Tanah Abang

Tanggal: 28 Des 2017 00:24 wib.
Seperti diketahui bahwa Tanah Abang kembali dipadati oleh pedagang kaki lima. Ini merupakan salah satu perwujudan program Anies-Sandi selaku gubernur dan wakil gubernur terpilih DKI Jakarta untuk periode 2017-2022 untuk tidak melakukan penggusuran. Pihak pemerintah DKI Jakarta memperlihatkan penataan pedagang kaki lima Tanah Abang dengan memberi tenda bagi setiap pedagang. Kemudian untuk keamanan wakil gubernur Sandi juga  mengaku bahwa akan memasang CCTV di setiap titik.

Selain itu seperti yang diberitakan oleh media, Sandiaga Uno menyampaikan bahwa PKL Tanah Abang tidak dapat digusur, mereka adalah pencari nafkah. Dengan alasan ini pihak pemerintah DKI Jakarta mencari jalan keluar untuk penataan Tanah Abang tanpa melakukan penggusuran terhadap PKL. Pembahasan program penataan Tanah Abang, Sandiaga Uno mengaku melibatkan semua stakeholder termasuk preman pasar untuk diskusi dan duduk bersama.

“Iya saya bertemu dengan semua stakeholder, termasuk Preman Pasarnya juga, kami duduk bersama, berdiskusi,” kata Sandi di Balai Kota, Jakarta, Kamis (2/11). Pertemuan tersebut membahas konsep yang akan diterapkan pada Stasiun Tanah Abang. Sandi mengatakan bahwa pihaknya tidak memaksa pada stakeholder menerima konsep pemerintah DKI, justru meminta masukan agar semua pihak merasa nyaman pada penataan Tanah Abang tersebut.

Berharap konsep yang sudah mulai diterapkan untuk penataan Tanah Abang ini berjalan dengan baik dan sesuai harapan. Namun, baru-baru ini berbagai isu miring muncul terkait penataan PKL Tanah Abang tersebut. Ada pedagang PKL yang mengaku hingga saat ini belum mendapatkan tenda,

"Penataannya enggak bener. Malah PKL belum rata dapat tenda. Pembinaan belum rapih," kata Fery saat berbincang dengan CNNIndonesia.com. Sama seperti Fery, Zul (25) seorang pedagang pakaian yang sehari-hari berjualan di atas trotoar mengeluhkan kebijakan baru Anies-Sandi dalam penataan PKL Tanah Abang. Menurutnya, kebijakan Anies-Sandi salah sasaran dalam menyediakan tenda untuk berjualan di Jalan Jatibaru Raya.


"Di zaman bapak Anies diperuntukan dagang buat PKL (di Tanah Abang), yang kita rasa yang PKL itu siapa? Kita yang item item, udah tahunan dagang di sini, di pinggir-pinggir, sering dikejar Kantib (Satpol PP), tapi alhasil ini gimana? Tenda belum dapat," kata dia.

Zul mengaku sudah tiga tahun berjualan pakaian di depan Stasiun Tanah Abang. Pria asal Sumatera Barat itu kerap kucing-kucingan ketika berjualan di era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Menariknya lagi adalah di situs Youtube Najwa Shihab,Tim Buka Mata menelusuri mengapa PKL subur memenuhi trotoar Tanah Abang dan menemukan fakta, praktik jual beli trotoar illegal untuk lapak PKL. Disana terlihat jelas bagaimana terjadinya pungutan liar kepada pedagang yang akan berjualan di trotoar Tanah Abang, bagaimana tidak pungutan tersebut mencapai 1 juta rupiah per bulannya. Selain itu disana juga terlihat jelas bagaimana strategi preman melakukan pungutan liar tersebut dengan sangat rapih sehingga seolah-olah tidak terjadi pungli.  

Untuk lebih jelas, anda dapat menyaksikan investigasnya melalui link https://www.youtube.com/watch?v=_x-85FPB9jQ
Copyright © Tampang.com
All rights reserved