Pesawat Tempur Jepang Rampasan Perang Dunia Ke-2 Dipamerkan

Tanggal: 7 Nov 2017 15:02 wib.
Tampang.com - Tentara Rebuplik Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) berhasil mereparasi pesawat hasil rampasan perang dunia kedua. Pesawat peninggalan masa Jepang bernama Cureng Tipe Yokosuka K5Y1, untuk kali pertama bisa dilihat saat peringatan Hari Bhakti ke-70 TNI AU di Yogyakarta.

Menurut Mayor Teknik Heri Heryadi, kata Cureng berasal dari bahasa Jepang yang merupakan akronim dari Chukan Renssuki (Intermediate Level) pesawat latih menengah. Memang pesawat yang diproduksi kali pertama Tahun 1933, didesain untuk pesawat latih sedang angkatan laut Jepang saat itu. Sementara basic desainnya masih menyerupai produk Boeing Seat Man Amerika. Kemiripan itu lantaran Jepang merupakan salahsatu anak didik Amerika sehingga wajar jika pesawat yang dibuatnya itu meyerupai pesawat yang diproduksi Amerika.

Pada awal pembuatannya, sebut dia pesawat Cureng diproduksi sebanyak lima ribu unit dengan desain dua sit atau dua kursi. Kursi depan untuk pilot dan belakang untuk pengebom. Pesawat Chureng memiliki mesin dengan piston melingkar atau dikenal dengan piston bintang dengan sistem pendingin udara kelebihannya pesawat ini tidak perlu oli pendingin. Dengan rangka piva yang diselimuti kain pabrik sehingga pesawat ini sangat ringan ketika terbang.

Dengan sistri tricycle yang menjadi ciri khas pesawat jaman dulu, sengaja didesain seperti ini untuk mendapatkan sudut serang dan untuk memudahkan pesawat ini terbang.

Kemampuan terbang pasawat Cureng mencapai enam kilo meter, sedangkan daya jelajahnya bisa menembus angka seribu kilo meter dengan sekali isi bahan bakar dengan kecepatan maksimal 212 km/jam.

Selain populasi yang sangat besar pesawat ini juga memiliki sejarah yang sangat panjang, dari lima ribu unit yang diproduksi pada tahun 1933, yang sempat dimiliki Indonesia pada tahun 1945 mencapai 50 unit dari 50 unit pada tahun itu yang bisa diterbangkan hanya tiga unit.

Setelah Indonesia merdeka, presiden Pertama Republik Indonesia Ir Soekarno mengharuskan Indonesia memiliki TNI AU dengan modal pesawat cureng peninggalan Jepang tersebut. Pada tanggal 20 Oktober 1945 Soekarno memerintahkan dan menunjuk Surya Darma sebagai ketua TKR Angkatan Udara. untuk menerbangkan pesawat Cureng dan mendapatkan perintah untuk mengambil kekuasaan angkatan udara yang sempat dikuasai Belanda yaitu di Andir (yang saat ini menjadi Lanud Husen Sastra Negara).

Surya Darma merupakan salah seorang penerbang asal Jawa Barat yang ikut membom Berlin bersama angkatan senjata Belanda pada perang dunia ke dua. Yang membaggakan, pusat pangkalan udara yang pertama di Indonesai ialah di Jawa Barat.

Pada tanggal 26 Oktober setelah memastikan pesawat Cureng bisa terbang, perintah selanjutnya untuk pesawat ini membom Salatiga salah satu panggkalan tangki Belanda denga segala kekurangannya. Yang menjadi spesial dari pesawat ini ialah sebagai simbolis keberhasialan TNI AU Indonesia dalam menjalankan misi mempertahankan Indonesia.

Disebutkan Heri pesawat yang penuh dengan sejarah ini populasinya tinggal satu di dunia yang di simpan di musium Satria Mandala Jakarta. ”Dengan semangat ideologi yang dimiliki pesawat Cureng ini sehingga KASAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mencoba mereparasi pesawat ini dengan dibantu penasihat engineering DANKOHARMATAU -Marsda TNI I. Tryandono, Penanggung Jawab KADISAEROAU Marsma TNI Dento Priyono,” sambungnya.

Heri meyebutkan ketika ditemukan pesawat ini, dalam keadaan kurang terawat dan rusak. Kerusakan yang terjadi karena sudah terlalu tua usianya. ”Kita lihat pesawat ini rusak bahkan dijadikan sarang burung walet,” katanya.

Sesuai dengan spriritnya pesawat ini direparasi sesuai dengan bentuk aslinya tidak ada yang diubah, sampai jenis kain pabriknya. Dia pun berharap dengan direparasinya pesawat ini bisa menumbuhkan rasa nasionalisme, khusunya untuk para prajurit TNI maupun masyarakat pada umumnya. ”Kita akan menjadikan pesawat ini dispaly life musium, di terbangkan bisa namun riskan," ucapnya.

Dia mengatakan pada launcingnya pesawat ini menumbuhkan romantisme masa lalu, sebab TNI AU harus terlebih dahulu membuat drama treaktikal pada jaman peperangan. ”Semoga bisa menumbuhkan rasa nasionalosme,” harapnya.

Dia berharap kedepannya dengan adanya reparasi pesawat Cureng Indonesia bisa lebih maju dalam hal kedirgantaraan. “Kalau zaman dulu bisa, kenapa di zaman sekarang yang sudah maju kita tidak bisa. Kita harus lebih maju lagi," pesannya. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved