Deforestasi sebagai Faktor Perubahan Iklim

Tanggal: 16 Sep 2017 12:18 wib.
Ketika menghadapi penanganan perubahan iklim, fokusnya pada pengurangan penggunaan bahan bakar fosil dan pengembangan sumber energi berkelanjutan. Namun sebuah studi baru di Universitas Cornell menunjukkan bahwa penggundulan hutan dan penggunaan lahan untuk pertanian atau padang rumput, terutama di wilayah tropis, berkontribusi lebih terhadap perubahan iklim daripada yang diperkirakan sebelumnya.

"Banyak penekanan kebijakan iklim beralih pada energi berkelanjutan dari bahan bakar fosil," kata Natalie M. Mahowald, penulis utama dan direktur fakultas lingkungan untuk Atkinson Center for a Sustainable Future.

Dia mengatakan bahwa selain menghapus secara bertahap bahan bakar fosil, komunitas pembuat kebijakan dan ilmiah harus memperhatikan perubahan penggunaan lahan untuk menghentikan pemanasan global, karena efek penggundulan hutan "tidak dapat diabaikan."

Karobondioksida yang diserap oleh pohon dan tanaman justru akan dilepaskan saat penebangan dan pembakaran untuk deforestasi. Pembakaran hutan juga berkontribusi menghasilkan gas rumah kaca lainnya seperti NO2 dan metana. Gas-gas tersebut berkontribusi terhadap radiasi yang diserap oleh Bumi versus energi yang terpancar sehingga menyababkan iklim yang lebih hangat.

Akibatnya, dari yang awalnya kenaikan karbon dioksida 20 % akibat aktivitas manusia berasal dari penggunaan lahan, kini meningkat menjadi 40 persen jika memperhitungkan emisi gas NO2 dan metana.

Temuan Mahowald sebelumnya menunjukkan bahwa karbon yang dilepaskan oleh daerah penggundulan hutan sebenarnya berlipat ganda seiring waktu karena habitat yang bisa menyerap karbon dioksida dari atmosfer menjadi berkurang. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved