Bakteri Antartika Miliki Protein Terbesar yang Pernah Ditemukan

Tanggal: 21 Agu 2017 21:52 wib.
Sebuah bakteri yang hidup di perairan dingin Antartika berhasil bertahan dengan mencengkeram permukaan es. Protein yang digunakan oleh bakteri untuk melakukan ini - semacam jangkar yang dapat diperpanjang - telah dirinci oleh sekelompok peneliti dari Universitas Teknologi Eindhoven (TU / e), Universitas Queen (Kanada) dan Universitas Ibrani Yerusalem (Israel). Cukup istimewa, karena dengan ukuran 600 nanometer, ini adalah salah satu protein terbesar yang strukturnya pernah diidentifikasi. Hal ini berguna juga untuk membantu mencegahnya, misalnya pada bakteri patogen yang menempel pada sel manusia dengan cara yang sama.

Para peneliti, yang dipimpin oleh Dr. Ilja Voets (TU / e) dan Profesor Peter Davies (Ratu), sekarang telah merinci keseluruhan struktur protein ini dalam sebuah publikasi di jurnal Science Advances. "Ini adalah yang pertama untuk perekat semacam itu," kata penulis utama Shuaiqi Guo (Phil), yang melakukan penelitian ini sebagai mahasiswa PhD di Kanada dan telah bekerja di Eindhoven sejak saat itu. "Selain itu, ini adalah salah satu protein terbesar yang harus diperinci. Pada panjang 600 nanometer, ini adalah raksasa dibandingkan dengan kebanyakan protein berukuran antara 2 dan 15 nanometer."

Karena ukurannya yang besar dibutuhkan pendekatan yang berbeda dengan normal. Protein sering dikristalisasi - dipadatkan dalam konfigurasi yang sama - sehingga strukturnya dapat ditentukan dengan menggunakan difraksi sinar-x. "Kami memotong protein menjadi lima bagian dan mempelajarinya dengan menggunakan metode yang berbeda," kata Voets. "Selain difraksi sinar-x, kami juga menggunakan hamburan x-ray, bidang spesialis kami di Eindhoven, dan resonansi magnetik nuklir." Kemudian mereka mengumpulkan semua potongan itu seperti teka-teki gambar.

Mereka menemukan bahwa setiap bagian protein memiliki fungsinya sendiri. Dan protein itu bisa membantu bakteri bertahan hidup dengan baik dalam kondisi ekstrim ini, meski berbeda dari yang dipikirkan. Protein ini mampu mengikat 'diatom', organisme di dalam air yang berfotosintesis dengan oksigen yang dibutuhkan bakteri.

Salah satu penerapan yang mungkin dari pekerjaan ini adalah pengembangan metode untuk memastikan bahwa bakteri tidak dapat benar-benar mencengkeram permukaan tertentu.

"Bakteri patogen menempelkan diri mereka melalui cara yang sama dengan sel manusia dimana mereka menyebabkan infeksi. Kini setelah kita tahu bagaimana mereka menempelkan diri, kita harus bisa menemukan cara untuk mencegahnya."
Copyright © Tampang.com
All rights reserved