"Om ikut Om" Potret Transportasi Anak Sekolah yang Membahayakan

Tanggal: 28 Apr 2017 21:46 wib.
"Om Telolet Om" ucapan ini sempat menjadi tren di masyarakat kita yang membutuhkan hiburan murah ditengah kehidupan yang semakin sulit dan keras ini. Walau hanya sekedar mendengarkan kendaraan bus atau truk yang melintas membunyikan klakson, rasanya sudah cukup menjadi obat dahaga atas rasa rindu akan hiburan dan canda tawa.

Tapi yang satu ini nih.. "Om ikut Om" teriak anak-anak sekolah sambil menghadang mobil bak terbuka yang sedang melaju dijalan. Tak peduli mobil yang dihadang melaju kencang, atau motor atau mobil lain yang secara berbarengan melintasi mereka. Saat mobil berhasil dihentikan, tanpa peduli keselamatan, tak peduli tuh mobil habis angkut apa, mereka segera berebut naik dan loncat memasuki mobil yang penting tujuan sampe.

Prihatin sekali rasanya melihat potret kehidupan anak-anak sekolah yang pulang bergerombol dan selalu melakukan kegiatan tadi. Tanpa disadari, apa yang mereka lakukan banyak menimbulkan masalah. Kemacetan, kecelakaan, mungkin saja tawuran yang sering dilakukan pelajar saat pulang atau jam pelajaran sedang kosong.

Sempat dengar keluhan sopir angkot, "Tarikan anak sekolah sekarang sepi, banyak yang pulang pake omprengan", ternyata kebiasaan "Om ikut Om" berpengaruh juga terhadap pendapatan para sopir angkot. Kalau untuk alasan irit biar nggak bayar angkot, mungkin masih kita maklumi merka melakukan hal itu. Tapi kebanyakan uang yang diberikan oleh orang tua dibelikan rokok sambil nongkrong tunggu mobil omrengan lewat.. Semakin Memprihatinkan.

Ini merupakan tanggung jawab kita semua, baik pihak sekolah, orang tua, aparat terkait dan masyarakat sendiri dalam hal ini para pengguna jalan yang mengendarai mobil bak terbuka. Pihak sekolah, ketika jam pulang harus ikut mengawasi apakah anak-anak langsung pulang ataukah nongkrong dulu, orang tua alangkah lebih baiknya jika ada waktu luang untuk menjemput anak ke sekolah, aparat terkait ( Satpol PP dan Polisi ) ada baiknya ikut menertibkan mereka, dan pengguna jalan sebisa mungkin melarang mereka untuk ikut dalam mobil bak yang dikendarainya. 

Bila semua ikut serta peduli terhadap keselamatan para anak didik kita, niscaya fenomena "Om Ikut Om' yang menjadi potret transportasi anak sekolah bisa dihilangkan minimal dikurangi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved