Usai Teror Mesir, Imam Masjid Ingin Kembali Lanjutkan Khotbah

Tanggal: 30 Nov 2017 12:07 wib.
Imam masjid Al-Rawdah di Sinai Utara, Mesir, Mohammed Abdel Fattah (26), sedang berkhotbah saat teror terjadi pada Jumat (24/11). Serangan brutal itu hingga kini telah menewaskan 305 orang.

Sang imam masjid yang berhasil selamat dari teror itu berniat untuk kembali ke masjid tersebut dan menyelesaikan khotbahnya.

"Jika kesehatan saya mengizinkan, saya akan kembali Jumat depan (ke Masjid Al-Rawdah) dan menyelesaikan khotbah," ucap Abdel Fattah dari ranjang rumah sakit di kota Al-Husayniya, tempatnya dirawat.

Seperti dilansir AFP, Senin (27/11/2018), Mohammed Abdel Fattah (26) kini masih dirawat di rumah sakit. Saat serangan terjadi, ia terinjak-injak jemaah yang menyelamatkan diri saat ledakan bom dan penembakan terjadi di dalam masjid, akibatnya ia mengalami luka-luka memar di tubuhnya.

Saat aksi penyerangan dimulai, Fattah sedang memberikan khotbah Jumat di Masjid Al-Rawdah pada 24 November kemarin.

"Saya baru berkhotbah selama dua menit ketika saya mendengar dua suara ledakan di luar masjid dan kemudian saya melihat jemaah berlarian dalam ketakutan," tuturnya.

"Kemudian orang-orang masuk ke masjid dan mulai menembaki semua orang yang masih berdiri," lanjut Abdel Fattah.

Abdel Fattah menyebut khotbahnya saat itu membahas soal Nabi Muhammad SAW sebagai nabi kemanusiaan. Abdel Fattah sudah dua tahun menjadi Imam di Masjid Al-Rawdah.

Dalam kepanikan para jemaah, dia terjatuh dan terinjak-injak oleh para jemaah yang berlarian menyelamatkan diri. Saat Abdel Fattah terjatuh ke lantai masjid, orang-orang menginjak dirinya dan jenazah korban yang ditembak pelaku menimpanya.

"Segera setelah penembakan dimulai, saya terjatuh. Saya tidak melihat atau merasakan apapun selain dua atau tiga jenazah yang menimpa saya," sebutnya.

Sedikitnya ada 305 orang termasuk 27 anak-anak tewas dalam serangan teror itu. Sebanyak 128 orang lainnya mengalami luka-luka. Serangan dilakukan oleh sekitar 30 orang yang memakai seragam ala militer dan membawa spanduk hitam milik kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Para pelaku mengepung masjid dengan kendaraan mereka dan meledakkan bom sebelum menembaki para jemaah.

Hingga kini, ISIS belum mengklaim serangan itu, namun otoritas Mesir meyakini ISIS berada di balik serangan itu. Alasan utamanya karena masjid itu terkait dengan pengikut Sufisme yang disebut oleh ISIS sebagai aliran sesat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved