Pemboman Bunuh Diri Membunuh 7 Orang yang Menghadiri Kebaktian di Indonesia

Tanggal: 14 Mei 2018 18:16 wib.
Sebuah keluarga pembom bunuh diri menyerang gereja-gereja Kristen di Indonesia yang mayoritas Muslim, menewaskan tujuh jamaah dan personil keamanan dan melukai lusinan lagi.

Keenam anggota keluarga tewas dalam pemboman itu, termasuk dua anak-anak berusia 9 dan 12 tahun, kata polisi.

Negara Islam, melalui outlet medianya, mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Surabaya, sebuah kota pelabuhan di pantai timur Pulau Jawa. Kantor Berita Amaq menggambarkan mereka sebagai "serangan syahid" tetapi tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaim tersebut.

Kepala Kepolisian Nasional Tito Karnavian mengatakan serangan itu datang dari satu keluarga yang menghabiskan waktu di Suriah untuk mendukung Negara Islam.

Rawat inap dengan cedera adalah 41 orang - termasuk dua petugas polisi, juru bicara polisi Frans Barung Mangera mengatakan dalam sebuah laporan CNN.

Serangan itu terjadi ketika umat paroki menuju ke gereja untuk kebaktian.

Serangan pertama terjadi pada pukul 7:30 pagi di Gereja Katolik Santa Maria. Polisi mengatakan dua putra, 18 dan 16, meledakkan bom setelah mengendarai sepeda motor ke pekarangan.

Sekitar waktu yang sama, ibu dan dua anak perempuan, usia 9 dan 12 tahun, meledakkan satu atau lebih bom - diyakini melilit pinggang mereka - di pintu masuk GKI Diponegoro

Beberapa menit kemudian, polisi yakin bahwa sang ayah meledakkan bom di Pentecost Central Church.

Polisi menutup ketiga lokasi selama penyelidikan dan Presiden Joko Widodo menyebut serangan itu "biadab" dan mengatakan ia akan "mencabut sel-sel seluruhnya."

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengirimkan ucapan belasungkawa kepada para korban pemboman di Twitter.

Jakarta telah menaikkan status siaga ke "status siaga tertinggi sampai pemberitahuan lebih lanjut," Kepala Inspektur Jakarta Inspektur. Jenderal Idham Azis mengatakan dalam surat edaran didistribusikan ke kantor polisi di ibukota.

Polisi Jawa Timur, yang juga menyatakan 1 status siaga di wilayah hukumnya, meminta semua gereja untuk membatalkan layanan di Surabaya sampai situasi dinyatakan aman.

Kepulauan Riau juga meningkatkan status siaga keamanan.

Kedutaan Besar AS di Jakarta mengutuk serangan itu.

"Serangan-serangan terhadap para penyembah damai ini merupakan penghinaan terhadap toleransi dan keragaman yang dianut oleh orang Indonesia. Amerika Serikat berdiri bersama rakyat Indonesia, dan kami menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga para korban," kata pernyataan itu.

Di negara berpenduduk sekitar 260.500.000 orang, sekitar 10 persen penduduknya beragama Kristen.

Pekan lalu, lima petugas polisi kontraterorisme dan satu narapidana meninggal dalam kerusuhan di sebuah penjara keamanan tinggi di luar ibukota Indonesia, Jakarta. Narapidana Negara Islam yang dicurigai membawa petugas polisi dan mengendalikan tiga blok penjara selama 40 jam.

Insiden di penjara itu mungkin terkait dengan pemboman gereja, kata Wawan Purwanto, direktur komunikasi di badan intelijen Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved