Trauma Masa Lalu pada Wanita Meningkatkan Resiko Serangan Jantung

Tanggal: 16 Okt 2017 10:41 wib.
Tingginya jumlah peristiwa traumatis dapat meningkatkan risiko wanita terkena penyakit jantung, terutama setelah menopause, menurut sebuah penelitian baru.

Peneliti menemukan bahwa wanita yang melaporkan setidaknya tiga pengalaman traumatis di masa lalu mereka memiliki fungsi endotel yang lebih buruk daripada mereka yang memiliki pengalaman traumatis lebih sedikit.

Fungsi endothelial mengacu pada seberapa baik endothelium, atau lapisan sel epitel yang melapisi bagian dalam jantung dan pembuluh darah, membantu mengatur penyempitan dan relaksasi pembuluh darah.

Disfungsi endotel dianggap sebagai faktor risiko penyakit jantung. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ia sering mendahului perkembangan aterosklerosis, atau pengerasan arteri, dan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

Penelitian baru yang dipimpin oleh para periset dari University of Pittsburgh School of Medicine di Pennsylvania menunjukkan bahwa pengalaman traumatis dapat meningkatkan risiko disfungsi endotel pada wanita, terutama pasca menopause.

Penulis penelitian utama Dr. Rebecca Thurston dan rekan-rekannya baru-baru ini mempresentasikan temuan mereka di Pertemuan Tahunan Masyarakat Menopause Amerika Utara (NAMS), yang diadakan di Philadelphia, PA.

Studi sebelumnya melihat hubungan antara tekanan mental dan risiko fungsi endotel, namun Dr. Thurston dan tim mengatakan bahwa beberapa penelitian telah melihat bagaimana trauma mempengaruhi risiko ini.

Untuk mengatasi kesenjangan penelitian ini, para peneliti menganalisis data 272 wanita yang berusia pascamenopause atau perimenopause. Tidak ada wanita yang merokok.

Setiap wanita melaporkan kejadian traumatis yang mereka alami sepanjang hidup mereka. Peristiwa semacam itu termasuk pelecehan seksual, kematian anak, kecelakaan kendaraan bermotor, mengalami bencana alam, atau diserang secara fisik.

Tim menemukan bahwa wanita yang melaporkan mengalami setidaknya tiga peristiwa traumatis dalam masa hidup mereka memiliki fungsi endotel yang lebih buruk daripada mereka yang memiliki pengalaman traumatis lebih sedikit, yang menunjukkan bahwa mereka berisiko lebih besar terkena penyakit jantung.

Menurut Dr. Thurston, temuan tim ini "menggarisbawahi pentingnya faktor psikososial, seperti paparan trauma, dalam pengembangan risiko penyakit jantung pada wanita paruh baya."

Dr. JoAnn Pinkerton, direktur eksekutif GNB, percaya bahwa dokter harus mempertimbangkan temuan penelitian ini saat menilai risiko penyakit jantung pada wanita.

"Mengingat persentase besar wanita pascamenopause yang terkena penyakit jantung, ini adalah studi penting yang harus mengingatkan penyedia layanan kesehatan tentang kebutuhan untuk benar-benar mendiskusikan sejarah wanita di luar sekadar menanyakan kesehatan fisiknya."

Dr. JoAnn Pinkerton
Copyright © Tampang.com
All rights reserved