Sistem Imun Ternyata Bisa ‘Diprogram’ Ulang

Tanggal: 19 Agu 2017 19:27 wib.
Ketika sistem kekebalan tubuh tidak seimbang, baik karena sel yang terlalu aktif atau sel yang menekan fungsinya, hal itu menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari psoriasis sampai kanker. Dengan memanipulasi fungsi sel kekebalan tertentu, yang disebut sel T, peneliti dapat membantu mengembalikan keseimbangan sistem dan menciptakan perawatan baru untuk menargetkan penyakit ini.

Para ilmuwan di Gladstone Institute mengungkapkan, untuk pertama kalinya, sebuah metode untuk memprogram ulang sel T tertentu. Lebih tepatnya, mereka menemukan cara mengubah sel pro-inflamasi yang meningkatkan sistem kekebalan menjadi sel-sel anti-inflamasi yang menekannya, dan sebaliknya.

Para peneliti mempelajari dua jenis sel yang disebut sel T efektor, yang mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk mempertahankan tubuh kita terhadap patogen yang berbeda, dan sel T yang mengatur, yang membantu mengendalikan sistem kekebalan tubuh dan mencegahnya menyerang bagian sehat lingkungannya.

"Temuan kami dapat memberi dampak signifikan pada pengobatan penyakit autoimun, begitu juga pada terapi sel induk dan immuno-onkologi," kata Penyidik ​​Residen Gladstone Sheng Ding, PhD, yang juga seorang profesor kimia farmasi di University of California, San Fransisco.

Dengan memanfaatkan keahlian mereka dalam penemuan obat, tim Ding mengidentifikasi sebuah obat molekul kecil yang berhasil memprogram ulang sel T efektor ke dalam sel T regulator. Studi mereka, yang dipublikasikan di jurnal Nature, menjelaskan secara rinci mekanisme metabolisme yang membantu mengubah satu jenis sel menjadi sel lainnya.

Pendekatan baru untuk memprogram ulang sel T bisa memiliki beberapa aplikasi medis. Misalnya, pada penyakit autoimun, sel T efektor terlalu aktif dan menyebabkan kerusakan pada tubuh. Mengubah sel-sel ini menjadi sel T regulator dapat membantu mengurangi hiperaktif dan mengembalikan keseimbangan pada sistem kekebalan tubuh, sehingga mengobati akar penyakit.

Selain itu, penelitian ini bisa memperbaiki terapi dengan menggunakan sel induk. Paling tidak secara teori, memproduksi sel T regulator dapat meningkatkan toleransi kekebalan tubuh dan mencegah tubuh menolak sel yang baru dicangkokkan.

"Karya kami juga dapat berkontribusi terhadap upaya immuno onkologi dan pengobatan kanker," terang Tao Xu, sarjana postdoctoral di laboratorium Ding dan penulis pertama penelitian tersebut. "Jenis terapi ini tidak menargetkan kanker secara langsung, melainkan bekerja mengaktifkan sistem kekebalan tubuh sehingga bisa mengenali sel kanker dan menyerangnya."

Banyak kanker mengendalikan sel T yang resisten untuk menekan sistem kekebalan tubuh, menciptakan lingkungan di mana tumor dapat tumbuh tanpa terdeteksi. Dalam kasus tersebut, temuan tim dapat digunakan untuk mengubah sel T regulator menjadi sel T efektor untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga dapat mengenali dan menghancurkan sel kanker dengan lebih baik.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved