Ratusan Anak Suku Asmat Terkena Campak dan Gizi Buruk, Gambaran Kurang Meratanya Pembangunan di Indonesia

Tanggal: 31 Jan 2018 22:42 wib.
Hampir 73 tahun Indonesia merdeka. Tahun 1945 menjadi awal dari kebebasan rakyat Indonesia atas penjajahan Belanda dan Jepang yang sudah berlangsung hingga ratusan tahun. Tentu saja kemerdekaan ini adalah kabar baik bagi seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Sejak tahun 1945, proses pembangunan berbagai bidang kehidupan dimulai untuk mewujudkan negara Indonesia yang adil dan makmur. Kekayaan sumber daya alam adalah potensi terbesar yang Indonesia miliki untuk menyejahterakan rakyat. 73 tahun bukanlah waktu yang singkat, dan tentu saja dengan waktu selama ini seluruh bidang kehidupan berbangsa dan bernegara  seharusnya telah sukses.

Namun, ternyata pada realita tidaklah demikian. Masih banyak daerah di Indonesia yang sebenarnya masih belum merasakan kenyamanan dari sebuah kemerdekaan. Betapa tidak, begitu banyak daerah-daerah yang masih terbelakang dan kemiskinan yang terus melanda. Hal ini tentu saja disebabkan oleh berbagai faktor karena Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki ribuan di seluruh wilayah negara Indonesia.

Kurangnya pemerataan pembangunan dan perhatian yang sama oleh pemerintah di seluruh daerah di Indonesia mengakibatkan banyak daerah yang masih tertinggal jauh dari kemajuan yang ada di kota-kota besar.

Salah satu bukti nyata dari kurangnya pemerataan pembangunan khususnya pada bidang kesehatan adalah kejadian yang baru-baru ini telah memakan korban ratusan anak Suku Asmat, di Papua dengan penyakit campak dan kekurangan gizi. Sebuah kabar yang sangat menyayat hati, anak-anak yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa harus mengalami kekurangan gizi hingga menyebabkan kematian dan nyawa mereka melayang begitu saja.

Tentu saja hal ini diakibatkan oleh berbagai faktor mulai dari  perhatian pemerintah setempat yang bisa dikatakan terlambat. Mengapa tidak, jika sebelumnya masyarakat  Suku Asmat dan sekitarnya sering dilakukan tinjauan berkala, tentu saja kejadian seperti saat ini tidak sampai terjadi. Kemudian penyebab lain adalah masalah akses yang mana jauh dari jangkauan kendaraan dan jalan raya menyebabkan masyarakat Suku Asmat seperti terisolir,

Lantas sebagian besar masyarakat Indonesia pun terkejut dengan kabar bahwa masih ada anak-anak Indonesia yang masih kekurangan gizi, padahal puluhan hingga ratusan miliar dianggarkan untuk menangani kesehatan masyarakat. Akan tetapi ini adalah realita bangsa yang tidak dapat dihindari.  

Seharusnya kejadian ini akan menjadi gambaran bahwa masih belum sepenuhnya anak-anak Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama. Sekaligus menjadi bahan evaluasi pada strategi untuk menuntaskan masalah kesehatan di Indonesia yakni dengan melakukan kerjasama yang baik berbagai pihak antar masyarakat, pemerintah daerah, hingga pemerintah pusat.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved