Olahraga vs Depresi

Tanggal: 20 Nov 2017 23:42 wib.
Pernah merasa depresi? Putus asa? Berasa isi pikiran sangat kusut seakan tak berujung? Ketika hal tersebut terjadi pada Anda, apa yang kemudian Anda lakukan? Ternyata berolahraga bisa menjadi salah satu alternatif pilihannya lho! Mungkin ada yang berpikir, apa hubungannya antara olahraga dan meredakan pikiran yang kusut. Ternyata ada penelitian secara klinisnya.

Ketika kita berolahraga, produksi hormon serotonin, dopamin (hormon yang mempengaruhi suasana hati lebih bahagia), dan endorfin (obat penghilang rasa sakit alami yang mampu memunculkan perasaan senang dan bahagia) akan meningkat. Kita lihat lebih jauh yuk, tentang manfaat hormon-hormon ini.

Endorfin dapat menurunkan stres dan meningkatkan perasaan nyaman dan bahagia. Ketika berolahraga, maka tubuh kita akan melepaskan endorfin. Endorfin  ini akan berinteraksi dengan penerima di otak untuk menurunkan persepsi dan sensasi sakit. Endorfin bekerja sebagai penghilang rasa sakit dan penenang. Endorfin juga akan memicu timbulnya perasaan positif dalam tubuh kita.  

Dopamin dan serotonin yang dihasilkan bekerja bersama-sama dalam menurunkan perasaan-perasaan negatif, seperti depresi, stres, perasaan tidak nyaman, suntuk, murung, dan bad mood. Serotonin juga dapat meningkatkan kualitas tidur dan memperbaiki nafsu makan. Kadar serotonin akan meningkat bila kita rutin berolahraga. Kadar serotonin akan meningkat bila kita rutin berolahraga. Serotonin bekerja bersama-sama dengan endorfin untuk memunculkan perasaan nyaman, senang dan bahagia.

Bagaimana olahraga bisa  memperbaiki mood,  tak hanya dengan cara meningkatkan endorfin saja. Namun, olahraga juga mampu menurunkan kadar kortisol (hormon stres). Ketika kita berolahraga, tubuh akan melepaskan pemicu rasa bahagia seperti endorfin, dopamin, dan serotonin, sekaligus juga menurunkan kadar hormon stres di otak, yaitu kortisol. Namun, perlu diingat juga, olahraga yang dilakukan harus dalam porsi yang sesuai (rendah atau sedang). Jika olahraga dilakukan dengan porsi yang berlebihan, ini justru akan meningkatkan kadang kortisol.  

Kalau kita lihat kembali, kondisi ketika seseorang dilanda stres, tubuh tidak mampu menghasilkan serotonin lebih banyak untuk mengganti jumlah serotonin yang terpakai. Tubuh akan mengalami kekurangan serotonin yang dapat mengakibatkan depresi. Semakin rendah kadar serotonin, maka depresi akan semakin parah. Gejala lain adalah: kesulitan berkonsentrasi, kelelahan kronis, gangguan tidur, gangguan nafsu makan, menurunnya kepercayaan diri.

 

Dopamin yang dihasilkan dengan berolahraga membantu mengontrol pusat kepuasan dan kesenangan di otak. Dopamine sangat berperan dalam proses berpikir. Dopamine juga berfungsi dalam memotivasi manusia melakukan pekerjaan.

Sudah lebih terbayang, bagaimana hubungan antara olah raga dengan depresi? Jika merasa stres atau depresi? Kegiatan pilihanmu apa?
Copyright © Tampang.com
All rights reserved